307 total views
INN NEWS – Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Kamis (20/10/2022).
Hal ini dilakukannya setelah kondisi ekonomi Inggris tak kunjung membaik semasa kepemimpinannya.
Padahal Truss sendiri baru menjabat PM pada 6 September 2022 lalu, dua hari sebelum Ratu Elizabeth II meninggal, sehingga dia baru menjadi kepala pemerintahan 45 hari.
Mengutip CNBC Internasional, Truss, dalam sebuah pernyataan di luar Downing Street, mengaku tak mampu membalikan situasi perekonomian negara itu yang mengalami inflasi mencapai di atas 10%.
“Namun saya mengakui, mengingat situasinya, saya tidak dapat menyampaikan mandat di mana saya dipilih oleh Partai Konservatif. Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif,” ujarnya.
Dalam kebijakannya, Truss dan mantan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng sempat mencanangkan ‘anggaran-mini’ untuk membiayai stimulus kenaikan harga energi. Nantinya, hal ini akan dibiayai dengan menambah utang.
Namun bertentangan dengan kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral. Akibat manuver ini, terjadi kekacauan di pasar obligasi dan mata uang poundsterling jatuh ke level terendahnya. Kwarteng sendiri sebelumnya telah mundur beberapa hari lalu dan digantikan oleh Jeremy Hunt
Sementara itu, pengunduran dirinya menyusul pertemuan dengan Graham Brady, politisi Konservatif yang bertanggung jawab atas suara kepemimpinan dan perombakan. Brady sendiri juga mengepalai Komite 1922 yang memiliki wewenang mengajukan surat tidak percaya pada PM.
Namun, Truss menyatakan bahwa ia akan tetap memimpin Inggris hingga penggantinya terpilih. Inggris bakal menggelar pemilihan PM baru pekan depan.