HomeUncategorized"Masih Trauma dengan Gempa, Jika Hujan Tenda Kami Banjir"

“Masih Trauma dengan Gempa, Jika Hujan Tenda Kami Banjir”

Published on

spot_img

 113 total views

CIANJUR – Akibat gempa yang mengguncang sejumlah desa di Cianjur, Jawa Barat belum lama ini, puluhan ribu warga harus mengungsi dan tinggal di tenda.

Begitupula dengan Mama Adit dan keluarga.

Tidak hanya mengalami kesedihan karena rumahnya roboh, Mama Adit juga masih merasakan trauma pasca gempa yang menelan ratusan nyawa itu.

“Bagaimana gak trauma, saya melihat anak saya yang kecil tertindas reruntuhan, syukur masih bisa diselamatkan,” ungkapnya.

Wanita paruh baya itu pun menceritakan bagaimana kepanikannya saat melihat semua orang lari dan menangis di jalanan.

Apalagi kejadiannya tiba-tiba saat dia dan salah satu anaknya sedang istirahat siang.

“Saya cuman berpikir dunia sudah kiamat hari itu juga, saya pun berpasrah sambil mencoba menolong anak saya dari reruntuhan,” kata Mama Adit.

Tinggal di tenda seadanya yang dibangun di pekarangan rumah mereka yang roboh, Mama Adit dan keluarga tetap melakukan aktivitas seperti biasanya tapi selalu panik jika mendengar bunyi-bunyian seperti gempa.

“Padahal itu cuman barang-barang yang dijatuhin kucing atau anak-anak. Belum lagi agak tertekan karena suami kerja di Jakarta. Kalau di sini kan bisa saling bantu juga. Yah serba salah, dia juga kerja untuk kami,” terangnya.

Lanjutnya, beberapa kali juga harus kewalahan karena tenda yang dihuni dia dan dua anaknya, juga orang tuanya harus kebanjiran karena hujan.

Baca juga: Warga Terdampak Gempa Cianjur Harap Bantuan Perbaikan Rumah dari Pemerintah Segera Disalurkan

“Kalau gak hujan aman, tapi kalau hujan ga tau lagi mau ngangkut-ngangkut kemana,” tuturnya.

Hal itu lantaran tenda yang dihuni mereka seadanya. “Ada yang ngasih tenda, tapi cuman satu. Gak muat untuk kami semua,” ucapnya.

Dia berharap, semoga bantuan dari pemerintah untuk perbaikan rumah segera terealisasi, supaya kehidupan mereka kembali normal.

“Yah kalau di tenda terus, apalagi kecil dan ditinggali banyak orang bisa bahaya juga untuk kesehatan. Bisa terserang penyakit,” imbuhnya.

“Setidaknya ada yang mau nyumbang tarpal lagi, biar kita bisa bikin tenda yang lebih layak dari ini,” tambahnya.

Mama Adit pun berterima kasih kepada para relawan yang sudah memberikan bantuan dan juga trauma healing untuk membantu kesehatan anak-anak.

“Yah sebenarnya bukan untuk anak-anak saja, tapi kita yang dewasa juga sangat butuh,” pungkasnya.

 

 

Artikel Terbaru

Kampanye Perdana: Capres Promo Program Gizi, Makan Siang Gratis hingga Faskes di Desa Terpencil 

INN NEWS - Selasa, 28 November 2023 telah ditentukan Komisi Pemilihan Umum atau KPU untuk para capres-cawapres berkampanye, menyampaikan gagasan kebangsaan mereka ke masyarakat hingga 10 Februari 2024 mendatang.

Kampanye Perdana Ganjar dari Merauke, Dibilang Paling Dekat dan Peduli Orang Papua

MERAUKE  - Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo memulai langka awal kampanyenya...

Hindari Adu Gagasan, Gibran Calon Pemimpin Oportunis atau Boneka?

OPINI - Tidak hadirnya cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di forum diskusi publik yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah menimbulkan banyak tanda tanya.

Analisis Machiavellisme, Pelanggaran Etik Berat Penguasa Negara

Dalam dunia politik, etika memegang peranan penting dalam membangun kepercayaan dan legitimasi pemerintahan. Pemimpin...

artikel yang mirip

Kampanye Perdana: Capres Promo Program Gizi, Makan Siang Gratis hingga Faskes di Desa Terpencil 

INN NEWS - Selasa, 28 November 2023 telah ditentukan Komisi Pemilihan Umum atau KPU untuk para capres-cawapres berkampanye, menyampaikan gagasan kebangsaan mereka ke masyarakat hingga 10 Februari 2024 mendatang.

Kampanye Perdana Ganjar dari Merauke, Dibilang Paling Dekat dan Peduli Orang Papua

MERAUKE  - Calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo memulai langka awal kampanyenya...

Hindari Adu Gagasan, Gibran Calon Pemimpin Oportunis atau Boneka?

OPINI - Tidak hadirnya cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di forum diskusi publik yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah menimbulkan banyak tanda tanya.