HomeUncategorizedRawan Aksi Pamer Area Privat di Tempat Umum, Ternyata Alami Ekshibisionisme, Apa...

Rawan Aksi Pamer Area Privat di Tempat Umum, Ternyata Alami Ekshibisionisme, Apa Itu?

Published on

spot_img

 180 total views

INN NEWS – Kasus viral yang berhubungan dengan ekshibisionisme sudah beberapa kali terjadi. Kelainan yang membuat pengidapnya merasa senang saat orang lain melihat area kelaminnya tentu meresahkan warga. Namun, apa sih sebenarnya yang terjadi pada seseorang dengan kelainan tersebut?

Gangguan ekshibisionisme adalah kondisi yang menyebabkan seseorang secara kompulsif memperlihatkan alat vital, seperti kelamin, baik itu pria dan dan wanita, atau dada terkhusus untuk wanita, pada orang lain di tempat umum. Hal ini dapat menimbulkan rangsangan dan kesenangan seksual saat melakukannya.

Kondisi ini diklasifikasikan sebagai gangguan parafilik, yaitu minat seksual yang mengalami disfungsional sehingga berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain. Pengidapnya memiliki keinginan utama untuk mencari perasaan terkejut, terkesan, hingga takut pada korbannya.

Contoh Ekshibisionisme yang Umum Terjadi

Kejadian seseorang memamerkan alat vital di tempat umum dapat terjadi pada satu orang atau lebih. Korban tidak menaruh curiga, atau bahkan terjadi dari kejauhan. Beberapa tempat yang kerap menjadi tempat kejadian dari kondisi ini, yaitu:

  1. Jendela rumah
  2. Di dalam mobil
  3. Di ambang pintu atau pintu masuk gedung
  4. Kereta/ Bus kota dan angkutan umum lainnya
  5. Di ruang ganti atau kamar mandi, dan lainnya

Korban dari aksi pamer alat vital kemungkinan besar adalah orang yang tidak dikenalnya. Hal ini dapat menjadi sumber rangsangan seksual bagi para pengidap ekshibisionisme.

Apakah Ekshibisionisme Termasuk Tindak Kriminal?

Hal ini tergantung pada tingkat dari pelanggarannya untuk dikatakan sebagai tindak pidana. Seseorang yang memiliki kondisi ini dapat dituntut dan bahkan dihukum akibat:

  1. Melakukan tindakan tidak senonoh
  2. Melakukan pelecehan seksual
  3. Melakukan hal yang tidak senonoh di publik
  4. Kejahatan lainnya bergantung pada tingkat
  5. keparahannya dan keadaan yang terjadi

Seseorang yang melakukan tindakan tersebut dapat menjadi tuduhan yang serius, bahkan mendapatkan hukuman secara undang-undang yang berlaku hingga sanksi sosial.

Tentu hal ini juga menyebabkan dampak psikologis pada para korbannya.

Para pengidap kondisi ini juga perlu ditawarkan perawatan kesehatan mental, agar tahu jika hal yang dilakukannya salah. Dengan begitu, tindakan yang tepat bisa membuat gangguan yang merugikan orang lain ini bisa jadi lebih baik.

Cara Mengatasi Gangguan Eksibisionisme

Kebanyakan orang yang memiliki kondisi ini tidak mencari pengobatan hingga tertangkap dan dipaksa melakukannya. Jika orang yang kamu sayangi dicurigai mengidap kelainan ini, pengobatan segera sangat disarankan untuk dilakukan. Tindakan yang umum dilakukan adalah psikoterapi dan konsumsi obat.

Psikoterapi dapat membuat seseorang mengendalikan impuls dan menemukan cara untuk mengatasi keinginan untuk memamerkan alat kelaminnya. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan agar lebih baik, yaitu pelatihan relaksasi, pelatihan empati, hingga restrukturisasi kognitif.

Konsumsi obat juga dapat dilakukan dalam membantu untuk menghambat hormon seksual, sehingga hasrat seksual bisa ditekan.

Beberapa obat untuk mengatasi depresi dan gangguan suasana hati mungkin juga diperlukan untuk mendapatkan manfaat tersebut.

Itulah pembahasan tentang ekshibisionisme, kelainan yang membuat seseorang mendapatkan kesenangan dari memamerkan alat kelamin pada orang lain.

Jika kamu atau orang yang dikenal memiliki kondisi ini, segera dapatkan penanganan dari ahlinya. Tindakan dini dapat mencegah tindak kriminal dan juga ancaman bagi orang lain.

Sumber: Halodoc

 

 

Artikel Terbaru

Dengar Kata Bu Wamen: Mau Banyak Duit? Jangan Banyak Anak!

CILACAP - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mendorong perempuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi guna memperkuat ketahanan keluarga.

Iman Kristen Tak Bisa Dipisahkan dari Politik: Mengapa Kemitraan Gereja, Negara, dan Bisnis Dibutuhkan untuk Bangun Peradaban?

OPINI - Di banyak daerah dan negara dengan mayoritas penduduk Kristen, sebuah ironi mencolok tengah berlangsung: di tengah dominasi angka, komunitas Kristen sering kali menjadi kantong-kantong kemiskinan, ketertinggalan, dan kehilangan daya tawar dalam membentuk peradaban.

PSI Akan Milih Ketum Baru di Solo meski Kaesang Baru Menjabat 2 Tahun  

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berencana menggelar Kongres I di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2025 mendatang. Dalam agenda tersebut, PSI akan mengadakan pemilihan ketua umum untuk periode berikutnya. 

MK Stopkan Penyalahgunaan UU ITE, Boleh Kritik Pemerintah Tanpa Takut 

JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia mengeluarkan putusan penting yang membatasi penerapan pasal penghinaan atau pencemaran nama baik dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). 

artikel yang mirip

Dengar Kata Bu Wamen: Mau Banyak Duit? Jangan Banyak Anak!

CILACAP - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mendorong perempuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi guna memperkuat ketahanan keluarga.

Iman Kristen Tak Bisa Dipisahkan dari Politik: Mengapa Kemitraan Gereja, Negara, dan Bisnis Dibutuhkan untuk Bangun Peradaban?

OPINI - Di banyak daerah dan negara dengan mayoritas penduduk Kristen, sebuah ironi mencolok tengah berlangsung: di tengah dominasi angka, komunitas Kristen sering kali menjadi kantong-kantong kemiskinan, ketertinggalan, dan kehilangan daya tawar dalam membentuk peradaban.

PSI Akan Milih Ketum Baru di Solo meski Kaesang Baru Menjabat 2 Tahun  

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berencana menggelar Kongres I di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2025 mendatang. Dalam agenda tersebut, PSI akan mengadakan pemilihan ketua umum untuk periode berikutnya.