338 total views
INN NEWS – Koalisi Perubahan yang digagas Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera hingga kini belum juga mematangkan koalisi mereka dengan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan maju dalam Pilpres 2024.
Jika kolasi tersebut gagal dimatangkan, maka dipastikan Anies tak dapat tiket di Pilpres 2024 lantaran NasDem sebagai partai pengusung tidak memenuhi ambang batas pencapresan atau Threshold.
NasDem, Demokrat, dan PKS dinilai masih bernegoisasi terkait dengan pola pembagian kekuasaan, sehingga belum juga mendeklarasikan capres cawapres.
Padahal ketiga partai ini yang paling ribut soal pencapresan sebelum partai-partai lainnya bermunculan.
Sementara bernegosiasi, PKS malah setuju jika bakal calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan dipasangkan dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Pilpres 2024. Sebab, Khofifah dinilai mewakili segmentasi yang dapat melengkapi Anies menuju kemenangan.
“Cocok kok. Mewakili segmen emak emak, mewakili kaum Nahdiyin, mewakili orang Jawa, mewakili orang terpelajar,” kata Juru Bicara (Jubir) PKS Ahmad Mabruri, Minggu, 22 Januari 2023.
Dia berharap, agar Anies-Khofifah bisa disepakati oleh partai-partai yang tengah menjajaki koalisi perubahan diantaranya PKS, Partai Demokrat, dan PKS.
“Mudah-mudahan berjodoh,” ucapnya.
Mabruri juga tak mempermasalahkan jika sosok cawapres yang akan dipilih Anies bukanlah dari internal partai yang berkoalisi. Yang terpenting, kata Mabruri, semua partai bisa sepakat dengan sosok cawapres tersebut.
“Yang penting sepakat aja semua elemen koalisi perubahan,” imbuh Mabruri.
Seperti diketahui, Demokrat sebelumnya tetap ngotot mendorong agar Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju sebagai cawapres Anies Baswedan.
PKS sebelumnya juga mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai pendamping Anies di Pilpres 2024.
Sementara, Partai NasDem sendiri menilai sosok dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) patut dipertimbangkan sebagai cawapres Anies.
Ketua DPP Partai NasDem, Effendy Choirie atau Gus Choi mengatakan, sosok kalangan NU tersebut misalnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul, putri Presiden Gus Dur Yenny Wahid, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin.
“Kalau (cawapres) dari luar, ini wacana bebas. Saya yang berwacana. Di dalam NasDem-nya dari nama itu, ada juga yang disebut. Cuma saya menambahkan,” kata Gus Choi belum lama ini.
Selain itu, menurut Gus Choi, sosok putra B.J Habibie, Ilham Habibie, juga pantas dipertimbangkan sebagai cawapres dari kalangan teknokrat.
Dia mengungkapkan, obrolan pengurus NasDem pun cenderung menyodorkan nama dari lingkungan NU. Dia menyebut sejumlah nama seperti Khofifah, Gus Ipul, Yenny Wahid, dan Gus Yasin adalah nama-nama yang bebas dari partai.
“Kalau obrolan-obrolan di pengurus NasDem, level-level bawah, level menengah, sampai level atas yah intinya antara lain ya dari lingkungan NU,” pungkasnya.
Jika kemauan NasDem dan PKS mujur untuk memasangkan sosok pilihan mereka dampingi Anies, mimpi Demokrat untuk memajukan AHY harus terkubur.
Jika masing-masing partai tidak membuang ego sendiri, maka Koalisi Perubahan terancam gagal, dan Anies dipastikan tidak akan tampil pada kontestasi Pilpres 2024, apabila tak ada partai selain NasDem yang juga mengusungnya.