383 total views
INN NEWS – Pemilihan Presiden di tahun 2024 kian dekat. Beberapa partai politik (Parpol) sudah mendeklarasikan calon presiden (capres). Setelah NasDem dan koalisinya yang belum jelas mengusung eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Partai Ummat pun baru saja mendeklarasikan capres mereka.
Partai Ummat di penutupan rapat kerja nasional (Rakernas) I di Jakarta, Rabu 15 Februari 2023, juga mendeklarasikan Anies sebagai capres 2024.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais. “Jadi, tadi mengenai presiden, itu disebut langsung namanya Anies Baswedan,” kata Amien.
Amien mengumumkan itu bersama dengan Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi yang juga berada di atas panggung.
Diketahui, capres pilihan Partai Ummat itu sejak 2017 telah dilabeli sebagai bapak politik identitas Indonesia lantaran memerankan secara nyata praktik politik identitas bersama pendukungnya di pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta melawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Label bapak politik identitas Indonesia kepada Anies itu kini sejalan dengan Partai Ummat yang secara terang-terangan menyampaikan partainya mengusung politik identitas.
Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, menyampaikan partainya mengusung politik identitas. Awalnya dia mengatakan partainya akan melawan narasi politik yang kosong dan menyesatkan dengan cara berada dan elegan.
Baca juga: Anies Belum “Laundry” Dosa Politik Pilgub DKI, Ngaku Aja Ogah
“Partai Ummat secara khusus akan melawan dengan cara yang beradab dan elegan narasi latah yang kosong dan menyesatkan, yaitu (dengan) politik identitas. Kita akan secara lantang mengatakan, ‘Ya, kami Partai Ummat, dan kami adalah politik identitas’,” kata Ridho saat membuka rapat kerja nasional perdana Partai Ummat di Asrama Haji, Jakarta Timur, belum lama ini.
Dideklarasikannya Anies sebagai capres Partai Ummat yang mengusung politik identitas, seolah menghidupkan kembali permainan di 2017 dengan beberapa tokoh yang masih sama pula. Mereka mulai reuni dan akan menggencarkan kekuatan dimana-mana.
Sementara itu, seperti diketahui, para elit politik, hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkali-kali telah mewanti-wanti untuk tidak menggunakan politik identitas lagi dalam pemilu.
Wanti-wanti itu sekiranya juga bertolak pada panasnya tensi politik pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Dengan adanya trauma publik, terminologi politik identitas menjadi istilah yang sangat dihindari, khususnya oleh para elite politik hingga masyarakat pada umumnya.
Apalagi masyarakat sekarang yang bisa dengan mudah melihat rekam jejak seseorang yang memainkan politik kotor dengan memanfaatkan agama dan identitas tertentu melalui media massa. Sehingga mereka akan lebih jeli memilih pemimpin yang mampu memajukan Indonesia lewat keberagaman bukan dengan memanfaatkan politik identitas.
Sementara calon pemimpin yang memainkan politik identitas hanya akan dipilih oleh orang-orang yang anti nasionalisme, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika.
Lalu apakah dengan Partai Ummat sedang mempersiapkan jalannya untuk bunuh diri di awal pertarungan?