267 total views
INN NEWS – Spanduk penolakan terhadap calon presiden (capres) Partai NasDem Anies Baswedan dalam safari politik dan kunjungan di provinsi Jawa Timur (Jatim) bertebaran di sejumlah titik di Kota Surabaya.
Spanduk tersebut disebarkan kelompok masyarakat Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB).
Ketua umum (Ketum) PNIB Waluyo Wasis Nugroho alias Gus Wal mengungkapkan beberapa alasan terkait penolakan terhadap eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Gus Wal mengaku, pihaknya tak ingin praktik politik identitas yang dipakai Anies untuk memenangkan Pilkada DKI 2017 tidak terjadi lagi.
“Karena kami tidak ingin apa yang dilakukan Anies dulu di Pilkada DKI 2017 lalu, diduplikasi ke seluruh negeri Kami nggak mau politik identitas menyebar luas ke seluruh antero negeri,” ucap Gus seperti juga disiarkan CNN, Rabu 15 Maret 2023.
Gus Wal mengatakan politik identitas yang terjadi saat Pilkada 2017 memecah belah bangsa. Karena praktik tersebut dianggap menghalalkan segala cara demi ambisi politik semata.
Baca juga: Bawaslu Geram ke Capres Suka Keliling Sebelum Masa Kampanye “Capres itu Doang”
“Politik identitas itu menggunakan ayat, untuk pembenaran, untuk syahwat politik. Kami ingin menyadarkan masyarakat, jangan sampai kedatangan Anies menjadi embrio lahirnya politik identitas seperti Pilkada Jakarta lalu yang sangat sadis dan kejam,” katanya.
PNIB juga menolak Anies lantaran menganggap tahapan kampanye Pilpres 2024 belum berjalan. Dirinya juga menuding mantan menteri pendidikan itu mencuri start.
“Karena ini belum saatnya masa kampanye. Belum resmi juga Anies daftar ke KPU, dan belum resmi juga partai koalisi yang mengusung ini mendaftar. Apa yang dilakukan Anies ini mencuri start kampanye,” ujarnya.
Meski sudah memasang beberapa spanduk berbentuk penolakan, Gus Wal mengatakan bentuk penolakan itu sudah dilepas para sukarelawan dan simpatisan Anies. Dia pun menyayangkan hal itu.
“Terakhir kami pasang Sabtu (11/3) malam, dan sekarang beberapa dilepas oleh relawan Anies. Kalau ada yang bilang spanduk itu provokatif, itu salah, kami ini dalam rangka mengedukasi masyarakat bahayanya politik identitas,” katanya.
Ia mengatakan spanduk yang dia pasang merupakan bentuk aspirasi warga yang ingin mengingatkan bahayanya politik identitas.
Gus Wal menolak jika pemasangan spanduk tersebut dianggap tindakan provokatif.
“Kami cuma menolak dan menyerukan masyarakat untuk tidak memilih Anies. Anies lewat pun tidak kami ganggu, setop, persekusi, kriminal atau anarkis. Kami tidak ada pembubaran, kami menjadi warga negara yang baik,” kata dia.
Dia mengklaim menghargai perbedaan. Oleh sebab itu, ia menilai para sukarelawan Anies tidak paham demokrasi. “Hal yang beda saja mereka tidak bisa menerima, sudah terlihat mau dibawa kemana demokrasi ke depan,” pungkasnya.