499 total views
INN NEWS – Berdasarkan rilisan terbaru SETARA Institute untu daftar kota paling toleran dan intoleran se-Indonesia dalam laporan Indeks Kota Toleran (IKT) 2022, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyumbang empat dari 10 kota paling toleransi.
Empat kota itu antara lain Salatiga di peringkat kedua, Surakarta di peringkat 4, serta Semarang dan Magelang yang meraih peringkat 7 dan 10.
Daftar Kota Paling Toleran di Indonesia 2022
1. Singkawang, Kalimantan Barat: 6,583
2. Salatiga, Jawa Tengah: 6,417
3. Bekasi, Jawa Barat: 6,080
4. Surakarta, Jawa Tengah: 5,883
5. Kediri, Jawa Timur: 5,850
6. Sukabumi, Jawa Barat: 5,810
7. Semarang, Jawa Tengah: 5,783
8. Manado, Sulawesi Utara: 5,767
9. Kupang, Nusa Tenggara Timur: 5,687
10. Magelang, Jawa Tengah: 5,670
Baca juga: Kota Paling Toleran dan Intoleran se-Indonesia, Gimana dengan Cilegon?
Sementara itu, untuk kota paling intoleran disumbangkan Pulau Sumatera, Provinsi Jawa Barat (Jabar), Banten, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sumatera menyumbang 7 kota, Jabar 1, Banten 1, dan NTB 1.
Kota Paling Intoleran di Indonesia 2022
1. Cilegon, Banten: 3,227
2. Depok, Jawa Barat: 3,610
3. Padang, Sumatera Barat: 4,060
4. Sabang, Aceh: 4,257
5. Mataram, Nusa Tenggara Barat: 4,387
6. Banda Aceh, Aceh: 4,393
7. Medan, Sumatera Utara: 4,420
8. Pariaman, Sumatera Barat: 4,450
9. Lhokseumawe, Aceh: 4,493
10. Prabumulih, Sumatera Selatan: 4,510.
Diketahui, IKT 2022 merupakan laporan keenam yang dibuat SETARA Institute sejak pertama kali diterbitkan pada 2015.
Laporan tersebut merupakan hasil pengukuran yang dilakukan SETARA Institute untuk mempromosikan praktik-praktik toleransi terbaik kota-kota di Indonesia.
Adapun objek kajian IKT adalah 94 kota dari total 98 kota di seluruh Indonesia. 4 kota yang dieliminir merupakan kota-kota administrasi di DKI Jakarta yang digabungkan menjadi satu DKI Jakarta.
Kemudian penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan empat variabel, diantaranya regulasi pemerintah kota, regulasi sosial, tindak pemerintah, dan demografi sosio keagamaan.
Berdasarkan aspek tersebut dihasilkan pengukuran praktik-praktik toleransi dan intoleransi pada kota-kota di Indonesia.