402 total views
INN NEWS – Pada Selasa malam, 2 Mei 2023, Jokowi menggelar pertemuan dengan enam ketua umum partai politik di Istana Merdeka.
Dari keenam partai yang kabarnya diundang, tampak empat ketum parpol hadir memenuhi undangan tersebut, yaitu Ketum Partai Persatuan Pembangunan Mardiono, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto.
Sebagai partai yang juga tergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’aruf Amin, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak terlihat hadir di istana.
Sedangkan perwakilan dari PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa juga tidak nampak hadir. Tidak dapat dipastikan absensi atau presensi kedua perwakilan partai tersebut.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) sekaligus Juru Bicara Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi, undangan dari Presiden Jokowi pada hari ini adalah pertemuan silaturahmi lebaran ketua umum parpol.
“Berkaitan dengan rencana pertemuan Silaturahmi Lebaran ketua umum partai politik hari ini jam 19.00 di Istana Merdeka bersama Presiden Jokowi, Ketua Umum PAN Bang Zulkifli Hasan Insya Allah akan menghadiri acara tersebut,” kata Viva.
Viva juga menyinggung adanya pembicaraan terkait pemilu 2024, namun sayangnya ia enggan mengungkapkan lebih jauh tentang seberapa dalam topik tersebut akan dibahas dalam pertemuan hari ini.
Harapan Bagi Koalisi Besar?
Pertemuan ini tentu menimbulkan asumsi tentang adanya potensi bersatunya kembali koalisi besar. Setelah unjuk elektabilitas dan popularitas capres unggulan dari masing-masing parpol, Jokowi nampaknya ingin kembali merangkul semua dalam payung koalisi parpol pendukung pemerintahannya seperti saat awal koalisi besar terbentuk.
Sebelumnya (2/4), Jokowi dan ketum parpol koalisi pemerintah pernah melakukan pertemuan bersama di gedung DPP PAN. Dalam pertemuan tertutup tersebut, Jokowi hadir dan secara khusus membahas “komitmen kebangsaan dan keberlanjutan pembangunan ke depan.”
Jokowi juga menggungkapkan bahwa dirinya cocok dengan ide bergabungnya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) koalisi dan Koalisi Indonesia Baru (KIB). dalam payung koalisi besar.
“Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan partai. Untuk kebaikan negara, kebaikan bangsa, kebaikan rakyat hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” kata Jokowi kepada awak media (2/4).
Dalam beberapa minggu terakhir peta politik mengalami banyak perubahan yang sempat membuat ide koalisi besar terancam bubar. Namun, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Romahurmuziy menuturkan tak menutup kemungkinan koalisi besar akan tetap ada dan mengusung Ganjar-Prabowo sebagai capres-cawapres.