337 total views
INN NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyebut pemimpin Indonesia pada masa depan harus seseorang pemberani dan dekat dengan rakyat.
Pernyataan itu kemudian viral dan jadi pembicaraan publik.
Pemimpin pemberani dan dekat dengan rakyat itu disebutkan Jokowi saat berbicara di Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Jokowi yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Pernyataan Jokowi itu langsung diresponi partai politik (Parpol) pendukung nama calon presiden (capres) yang diusulkan dalam Musra itu.
Diketahui ada tiga nama yang masuk dalam radar capres yang akan didukung Relawan Jokowi. Mereka diantaranya Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo (Capres PDIP), Prabowo Subianto (Ketum Gerindra), dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.
Gerindra Identikan Pemimpin Pemberani dengan Prabowo Subianto
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman yang meresponi pernyataan Jokowi mengatakan, tidak salah jika pemimpin pemberani dan dekat dengan rakyat diidentikkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto .
“Kalau pemimpin berani dan dekat rakyat memang enggak salah kalau diidentikkan dengan Pak Prabowo,” kata Habiburokhman kepada wartawan, Senin (15/5/2023).
Menurutnya, konteks berani yang dimaksud Jokowi adalah bagaimana pemimpin bisa mengambil sikap melindungi kepentingan bangsa dan negara di kancah internasional.
Dia melihat hal tersebut yang dipraktikkan Prabowo sejak berkarier di militer, menjadi ketum parpol besar dan menjadi Menteri Pertahanan.
“Begitu juga soal kedekatan dengan rakyat. Kedekatan Pak Prabowo dengan wong cilik sangat natural, di setiap tempat beliau menjadi pemimpin pasti wong cilik di situ mendapat perhatian utama,” ujarnya.
Baca juga: Adik Ahok, Harry Purnama Pamer Dukungan ke Ganjar: yes this one
PDIP: Ganjar Berani Tolak Israel
Sementara itu, Sekretaris Tim Kordinasi Nasional Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo, Deddy Yevri Sitorus, mengatakan pihaknya meyakini 100% yang dimaksud Jokowi dalam pidatonya itu adalah Ganjar.
Kata Deddy, Ganjar memenuhi semua kriteria yang disampaikan Jokowi di hadapan para relawan. Menurut Deddy, yang dimaksud berani oleh Jokowi adalah ‘berani’ untuk mengambil sikap untuk kemajuan negara dan kepentingan rakyat.
“Ganjar Pranowo terbukti berani menolak partisipasi Israel yang berisiko menurunkan popularitasnya, demi menjaga amanat konstitusi, regulasi dan resiko ancaman kerentanan keamanan jika Israel bertanding dalam perhelatan besar seperti Piala Dunia U-20. Sementara capres yang lain sembunyi dan tidak berani bersuara demi menjaga popularitas dan ambisi pribadi mereka,” kata Deddy dalam keterangan tertulisnya, mengutip detik, Senin (15/5/2023).
Dia kemudian membicarakan kasus penolakan pembangunan pabrik semen yang merupakan perintah pemerintah pusat dalam menjaga rantai pasok dan stabilitas harga. Menurut Deddy, Ganjar memilih posisi kepentingan nasional meskipun konsekuensinya dia dihujat para aktivis dan pegiat lingkungan.
Politisi PDIP itu mengatakan Ganjar juga terang benderang cocok dengan kriteria lain yang disampaikan Jokowi, yaitu dekat dan mengerti suara rakyat.
“Rekam jejak kedekatan dengan rakyat, komunikasi langsung secara fisik dan lewat media sosial sangat intens. Tidak ada capres lain yang memenuhi kriteria kedekatan dan interaksi langsung dengan rakyat itu, jejak digital jelas menggambarkan hal itu,” lanjut Deddy.
Ganjar Pranowo juga dinilai paling mungkin meneruskan dan menyempurnakan semua gagasan maupun penyelesaian semua program Jokowi yang belum tuntas. Hal itu bisa karena, kata Deddy, Ganjar Pranowo dan Jokowi berasal dan dibesarkan PDIP.
“Mereka berdua anak-anak ideologis Bung Karno yang memahami dan sudah terbiasa mengimplementasikan ideologi keberpihakan pada wong cilik (marhaenisme), memahami dengan utuh Trisakti yakni daulat politik, daulat ekonomi dan daulat budaya,” terang Deddy.
“Jadi bisa dipastikan bahwa Ganjar Pranowo akan meneruskan dan menyempurnakan Nawacita, pembangunan infrastruktur, IKN dan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia,” pungkasnya.