HomeTrendingSegera Diputuskan MK, Jokowi Sebut Pemilu Terbuka dan Tertutup Punya Plus-Minus

Segera Diputuskan MK, Jokowi Sebut Pemilu Terbuka dan Tertutup Punya Plus-Minus

Published on

spot_img

 312 total views

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sistem Pemilu 2024 yang menggunakan proporsional terbuka ataupun proporsional tertutup.

MK bakal mengetok putusan yang paling ditunggu terkait Pemilu 2024. Putusan itu segera diketok siang ini, Kamis, 15 Juni 2023.

Gugatan tersebut dilayangkan enam orang dari berbagai kalangan. Mereka berharap MK mengembalikan ke sistem proporsional tertutup. Mereka antara lain:

1. Demas Brian Wicaksono (pengurus PDIP Cabang Probolinggo)

2. Yuwono Pintadi

3. Fahrurrozi (bacaleg 2024)

4. Ibnu Rachman Jaya (warga Jagakarsa, Jaksel)

5. Riyanto (warga Pekalongan)

6. Nono Marijono (warga Depok).

Presiden Jokowi mengatakan setiap sistem Pemilu, baik itu proporsional terbuka maupun proporsional tertutup, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Baca juga: Pro Kontra Pemilu Proporsional Terbuka dan Tertutup, Ini Perbedaan dan Dampaknya bagi Demokrasi 

“Ya nanti nunggu di MK saja, tunggu daru MK saja. Karena apa setiap partai, setiap orang kalau ditanya itu bisa beda-beda karena memang dua-duanya ada kelebihan, ada kelemahannya. Yang tertutup ada kelebihan ada kelemahan, yang terbuka juga ada kelebihan kelemahan,” kata Jokowi di Pasar Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023).

Saat ditanya mengenai preferensi sistem yang mana, Jokowi menyerahkan sepenuhnya kepada putusan MK. Dia tidak mau berandai-andai sebab bekum diputuskan.

“Terserah UU, terserah keputusan,” ujar Jokowi.

Jokowi juga ditanya mengenai momen dirinya ngopi bersama Ketua MK Anwar Usman pada Rabu kemarin. Dia menegaskan tidak ikut campur soal putusan MK.

“Banyak orang, putusan… nggak ada, nggak pernah campur aduk seperti itu kita,” pungkasnya.

 

Artikel Terbaru

Banjir Kritik ke Calon Kepala Daerah 2024 yang Blunder Saat Debat: Ada yang Gen Milenial dan Kolonial

INN NEWS - Menjelang pemilihan kepala daerah, para calon semakin gencar memaparkan ide dan program kerja mereka, baik dalam sesi kampanye maupun debat resmi yang diadakan oleh KPU. 

Menteri HAM Butuh 20T untuk Nambah Staf dari 188 ke 2.544, DPR Ingatkan Utang Jatuh Tempo

JAKARTA - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai kembali jadi perhatian publik usai mengungkapkan alasan pihaknya membutuhkan anggaran Rp 20 triliun dari yang semula Rp 64 miliar dalam rapat dengan Komisi XIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Dunia Kerja dan GenZ

INN NEWS - Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan dunia kerja secara drastis, dan generasi Z yang saat ini memasuki atau sudah menjalani fase awal karier mereka merupakan salah satu kelompok yang paling terdampak.

Bebal, Kades di Jateng Kumpul untuk Pilgub, Bubar Digebrek Bawaslu

SEMARANG, INNINDONESIA.COM - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menggerebek pertemuan kepala desa (kades) se-Jateng yang diduga untuk mendukung salah satu paslon di Pilgub 2024 di salah satu hotel bintang lima di wilayah Semarang Tengah baru-baru ini.

artikel yang mirip

Banjir Kritik ke Calon Kepala Daerah 2024 yang Blunder Saat Debat: Ada yang Gen Milenial dan Kolonial

INN NEWS - Menjelang pemilihan kepala daerah, para calon semakin gencar memaparkan ide dan program kerja mereka, baik dalam sesi kampanye maupun debat resmi yang diadakan oleh KPU. 

Menteri HAM Butuh 20T untuk Nambah Staf dari 188 ke 2.544, DPR Ingatkan Utang Jatuh Tempo

JAKARTA - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai kembali jadi perhatian publik usai mengungkapkan alasan pihaknya membutuhkan anggaran Rp 20 triliun dari yang semula Rp 64 miliar dalam rapat dengan Komisi XIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Dunia Kerja dan GenZ

INN NEWS - Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan dunia kerja secara drastis, dan generasi Z yang saat ini memasuki atau sudah menjalani fase awal karier mereka merupakan salah satu kelompok yang paling terdampak.