607 total views
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan apakah presiden ke depan yang merupakan penerusnya berani memimpin Indonesia dengan melanjutkan pembangunan yang telah dijalankannya selama ini.
Hal itu dipertanyakan Jokowi dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR 2023, Rabu, 16 Agustus 2023 di Kompleks Parlemen Jakarta.
Menurut Presiden RI ke 7 itu, kepemimpinan presiden setelahnya sangat menentukan masa depan Indonesia.
Kata Jokowi, Indonesia memiliki banyak potensi untuk berkembang pesat menjadi negara maju menyusul berbagai pencapaian dalam negeri bahkan internasional dalam beberapa tahun terakhir.
“Oleh sebab itu saya berulang kali menyampaikan kepemimpinan ke depan sangat menentukan masa depan Indonesia,” ucap eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi kembali menegaskan bahwa bukan tentang siapa yang akan jadi presiden tapi tentang bagaimana melanjutkan pembangunan bangsa dan negara.
“Tapi apakah sanggup atau tidak? Untuk bekerja sesuai dengan apa yang sudah dimulai saat ini. Apakah Berani atau tidak? Mampu konsisten atau tidak?” kata Jokowi.
Menurut politikus PDIP itu, negara saat ini membutuhkan tenaga besar untuk mencapai Indonesia emas pada 2045 mendatang.
“Karena yang dibutuhkan itu adalah nafas yang panjang karena kita tidak sedang jalan-jalan sore. Kita juga tidak sedang lari sprint tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari marathon untuk mencapai Indonesia Emas,” ujarnya.
Jokowi beberapa kali menyinggung terkait sosok pemimpin Indonesia selanjutnya. Jokowi mengatakan Indonesia hanya punya 13 tahun untuk melompat jadi negara maju.
Dengan demikian, pilpres di 2024, 2029, dan 2034 akan menentukan nasib Indonesia di masa depan.
Baca juga: Ada yang Pilih Capres Tunggu Arahannya, Jokowi: Saya Bukan Ketum Parpol
Dalam pidato itu, Jokowi juga menyinggung soal sosok Pak Lurah yang kerap diperbincangkan politikus ketika berbicara soal calon presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 nanti.
Jokowi mengaku heran siapa sosok “Pak Lurah” yang disampaikan para politikus tersebut. Belakangan ia mengetahui bahwa sosok Pak Lurah tersebut ternyata dirinya.
“Setiap capres-cawapresnya, jawabannya, ‘Belum ada arahan Pak Lurah.’ Saya sempat mikir siapa ini Pak Lurah? Sedikit-sedikit Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah itu saya,” kata Jokowi.
Dia kembali menegaskan tak punya peran apa pun dalam pilpres. Dia tak mau ikut campur karena proses pemilu adalah urusan partai politik.
Diketahui belakangan ini Jokowi sering dikaitkan dengan Pilpres 2024. Dia disebut-sebut mengarahkan dukungan ke beberapa kandidat presiden. Bahkan sejumlah parpol dan koalisinya percaya diri Jokowi ada di pihak capres mereka.