323 total views
INN NEWS – Sejumlah partai politik (Parpol) besar dinilai dengan mudahnya dipermainkan Presiden Jokowi menjelang Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun dalam acara ‘Political Show’, Senin, 21 Agustus 2023 malam.
Menurut Ubedilah, sejumlah ketegangan dan sikut-sikutan yang saat ini terjadi di sejumlah parpol sebenarnya akibat dari inkonsistensi Jokowi soal dukungannya pada salah satu capres.
“Saya sebenarnya heran dengan partai-partai besar ini kok begitu mudah seperti dipermainkan, maaf saya sebutkan, oleh Pak Jokowi. Karena beliau kan sebetulnya ada inkonsistensi dalam pernyataan,” kata Ubedilah.
Ubedilah mencontohkan inkonsistensi itu dalam kedekatan Jokowi dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang seolah ditunjukkan kepada publik secara terus menerus.
Menurutnya, Jokowi padahal hingga kini masih aktif sebagai kader PDIP yang notabenenya sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Memang Jokowi pada Mei 2023 lalu yang mengakui akan melakukan cawe-cawe dalam politik demi kepentingan negara. Isu cawe-cawe itu mencuat usai Jokowi mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana untuk membahas politik.
Namun, kata Ubedilah, dalam pidato kenegaraan pada 16 Agustus lalu, Jokowi menegaskan bahwa dirinya bukan ‘Pak Lurah’ dan tidak ingin ikut campur dalam urusan Pilpres 2024 lantaran hal tersebut merupakan wewenang para elite parpol.
“Saya justru melihat sebenarnya salah satu faktor yang membuat ketegangan politik terjadi itu justru pada Pak Jokowi, kalau menggunakan analisa aktor ya,” ujar Ubedilah.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli KSP Joanes Joko menegaskan Jokowi sebagai kapasitasnya sebagai Presiden selama ini sudah berupaya bersikap netral dan tidak ikut campur dalam urusan Pilpres.
Menurutnya, apabila Jokowi dinilai berpihak pada salah satu capres, itu hanya asumsi lewat gesture kedekatan yang kemudian bisa saja diklaim menjadi dukungan.
“Pada konteks kedekatan hubungan itu sering kali orang menafsirkan saking dekatnya dengan Presiden seoah-olah bisa legitimasi, bisa mengklaim bahwa ini adalah keputusan dari pak Presiden,” kata Joanes.
Meski begitu, Joanes tak menampik bahwa Presiden memberikan sejumlah arahan kepada para elite parpol di Indonesia terkait kontestasi politik 2024. Ia mengatakan arahan itu diberikan Jokowi dalam kapasitasnya sebagai penanggung jawab politik nasional.