389 total views
INN NEWS – Israel dan Arab Saudi kini sedang berada di puncak perdamaian. Jika kedua negara di Timur Tengah itu menandatangani perjanjian perdamaian, sebanyak enam atau tujuh negara muslim dikabarkan akan berdamai dengan Israel.
Diberitakan Dawan, Menteri Luar Negeri Israel Eli menyampaikan hal tersebut kepada KAN News usai pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Majelis Umum PBB belum lama ini.
Publikasi tersebut mengutip Cohen yang mengatakan bahwa “perdamaian dengan Arab Saudi berarti perdamaian dengan dunia Muslim yang lebih luas.”
“Setidaknya ada enam atau tujuh negara lain yang saya temui – negara-negara Muslim yang signifikan yang tidak memiliki hubungan dengan kami – yang tertarik [berdamai],” kata Cohen.
Menurut laporan tersebut, Cohen mengatakan negara-negara itu berada di Afrika dan Asia, namun ia menolak menyebutkan namanya. Ia kemudian mengatakan bahwa hanya sedikit yang pernah berhubungan langsung dengannya.
Presiden AS Joe Biden berharap untuk mengubah Timur Tengah dan meraih kemenangan diplomatik pada tahun pemilu dengan mendapatkan pengakuan atas negara Yahudi oleh Arab Saudi.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Netanyahu mengaku yakin negaranya berada di titik puncak perdamaian dengan Arab Saudi, dan memperkirakan perdamaian dapat dicapai oleh Biden dan membentuk kembali Timur Tengah.
Di tengah desakan Riyadh dan Washington agar Palestina diikutsertakan dalam diplomasi, Netanyahu mengatakan bahwa Palestina tidak boleh memveto pembuatan kesepakatan regional.
Pekan lalu, saat bertemu Biden di New York, Netanyahu mengatakan kesepakatan ambisius yang didukung AS untuk menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi mungkin terjadi.
Arab Saudi telah menjadi salah satu pendukung terbesar perjuangan Palestina dan telah berulang kali menyatakan bahwa mereka perlu membentuk negara Palestina sebelum melakukan normalisasi dengan Israel.
Washington telah menekan sekutu tradisionalnya, Riyadh, untuk menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel, yang akan menjadi kemenangan diplomatik terbesarnya di kawasan ini, menyusul perjanjian serupa dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko, yang dikenal sebagai Abraham Accords.