514 total views
INN NEWS – Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah jadi sorotan publik tanah air usai digadang-gadang menjadi bacawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Wacana Gibran menjadi bacawapres Prabowo yang merupakan Bacapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) kian menguat usai Gibran menerima mandat Partai Golkar untuk menjadi bacawapres Prabowo Subianto.
Padahal hingga saat ini Gibran masih berstatus kader PDI Perjuangan (PDIP) bersama ayahnya Jokowi dan juga adik iparnya Bobby Nasution yang merupakan Wali Kota Medan.
Gibran juga baru saja ditunjuk sebagai juru bicara sekaligus juru kampanye nasional dari Bacapres dan Bacawapres yang telah diusung Partai Banteng yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Namun Gibran secara terang-terangan menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang salah satunya memutuskan mengusung dia menjadi Bacawapres Prabowo.
Tak hanya menghadiri Rapimnas Golkar, di hari yang sama Gibran juga telah bertemu dengan beberapa ketum parpol yang tergabung dalam KIM seperti Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra.
Meski masih mengelak saat ditanya apakah keputusan itu sudah final, posisinya di PDIP tetap dipertanyakan.
Kata Gibran, dua bakal memberikan penjelasan lebih lanjut seraya menyebut dirinya sudah berkomunikasi dengan PDIP terkait sikap dan perkembangan terkini.
PDIP Anti Kader Main Dua Kaki
Pasalnya PDIP sangat anti dengan kader yang bermanuver kanan kiri atau main dua tiga kaki.
Seperti telah diultimatum Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri Ultimatum dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDI-P yang digelar Selasa (21/6/2022) di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, bahwa partainya akan tegas ke kader yang main dua tiga kaki.
“Kalian, siapa yang berbuat manuver-manuver, keluar! Karena apa, tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver!” tegas Megawati.
Ultimatum itu terbukti nyata kepada Gubernur Maluku Murad Ismail kala istrinya memilih berlabuh ke PAN yang melanggar AD ART dan juga ke Budiman Sudjatmiko yang mendeklarasikan dukungan ke Prabowo kala itu.
Respon DPP PDIP
Sementara itu Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan nasib Gibran di partai belum ditentukan setelah memberi tahu akan maju di Pilpres 2024.
Ia menuturkan PDIP masih menunggu kepastian Gibran maju sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.
“Bagaimana setelah ini belum ada keputusan. Jadi saya belum bisa mengatakan apa-apa,” kata Puan usai Konsolidasi Relawan Ganjar-Mahfud, di Grand City, Surabaya, Sabtu (21/10).
Puan mengaku hanya mengetahui bahwa hari ini Gibran sudah mengantongi dukungan dan rekomendasi dari Partai Golkar untuk menjadi cawapres Prabowo. Namun, menurut dia, belum ada penetapan dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Belum ada penetapan, baru Partai Golkar yang menyatakan akan mencalonkan Mas Gibran sebagai Cawapres dari Partai Golkar. Belum ada kesepakatan dari seluruh koalisi Mas Prabowo. Jadi kita tunggu saja,” ucapnya.
Respon Ketua DPC PDIP Solo
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengomentari kemungkinan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi bacawapres mendampingi Prabowo.
Menurutnya jika itu terjadi, putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu akan otomatis keluar dari keanggotaan partai di PDIP.
“Ya otomatis (hangus keanggotaannya) toh ya. Yang mencalonkan itu siapa, di mana, sebagai apa?” kata pria yang karib disapa Rudy saat ditanya jika Gibran maju menjadi cawapres Prabowo, Solo, Selasa (10/10).
Selanjutnya, nasib politik Gibran di PDIP akan terlihat beberapa hari ke depan jika dia ngotot maju sebagai cawapres Prabowo.
Jika finalnya Gibran menerima tawaran KIM maka dia harus memilih undur diri dari PDIP atau dipecat Megawati.
Apakah PDIP berani mengambil sikap tegas kepada putra orang nomor satu di Indonesia itu?