HomeTrendingGanjar-Mahfud: Demokrasi Bukan Drakor, Jujur Tanpa Nepotisme untuk Masa Depan Indonesia 

Ganjar-Mahfud: Demokrasi Bukan Drakor, Jujur Tanpa Nepotisme untuk Masa Depan Indonesia 

Published on

spot_img

 377 total views

INN NEWS – Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan nomor urut pasangan calon (Paslon) capres-cawapres untuk Pilpres 2024 pada Selasa, 14 November 2023 malam di gedung KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat.

Nomor urut 1 ditempati pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 ditempati pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut tiga ditempati pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Para capres-cawapres kemudian diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam pidatonya mengatakan, arah reformasi harus dituntaskan dengan jujur, adil, dan tanpa korupsi, kolusi, serta nepotisme (KKN).

Ganjar kemudian menyinggung soal ‘drakor’ yang sangat menarik. Pidato Ganjar sempat terhenti saat terdengar suara riuh dari pendukung yang hadir.

“Tapi beberapa hari ini kita sedang disuguhkan menonton drakor yang sangat menarik, publik …,” ucap Ganjar yang terhenti karena terdengar suara riuh.

Ganjar kemudian meminta pendukungnya untuk tenang. Dia kemudian melanjutkan pidatonya.

“Drama-drama itu lah yang sebenarnya tidak perlu terjadi,” ucapnya

Gubernur Jawa Tengah ke-15 itu mengatakan, pengundian nomor urut ini menjadi awal perayaan demokrasi melalui Pemilu. Ganjar kemudian bicara soal kegelisahan masyarakat.

“Demokrasi harus kita pastikan bahwa demokrasi bisa baik meskipun sekarang belum baik-baik saja,” ucapnya.

“Bapak ibu, diam itu bukanlah pilihan, dan bicara, ungkapkan, dan laporkan praktik-praktik tidak baik yang akan menciderai demokrasi,” tambahnya.

Ganjar pun menyebut bahwa masalah demokrasi bukan hanya menyangkut dirinya dan kontestasi Pilpres. Ganjar berujar bahwa demokrasi merupakan masa depan Indonesia.

“Ini bukan persoalan Ganjar, bukan persoalan Mahfud, bukan sekedar hanya persoalan kekuasaan, ini adalah persoalan masa depan Indonesia yang musti kita jaga bersama,” katanya.

 

Artikel Terbaru

Lagu ‘Semua Kisah Kita di Solo’ dari Elizabeth Sudira, Nostalgia dan Cinta untuk Kota Bengawan

SOLO - Elizabeth Sudira, penyanyi dan penulis lagu asal Solo yang pernah menyandang gelar Putri Solo 2010, kembali menghadirkan karya yang membangkitkan rasa cinta dan nostalgia terhadap kota kelahirannya melalui lagu berjudul "Semua Kisah Kita di Solo". 

Di Indonesia, Eks Napi Koruptor Mimpin Urusan Keuangan Negara 

INN NEWS - Penunjukan Burhanuddin Abdullah, seorang mantan narapidana korupsi, sebagai Ketua Tim Pakar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memicu gelombang kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. 

Bank Masuk Danantara, Nasib Uang  Masyarakat Dalam Bahaya!?

INN NEWS - Pada Maret 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengalihkan saham mayoritas dari 13 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk empat bank besar, ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Ongkos Terbit Utang Valas Pemerintah Berisiko Makin Mahal, Kek Turki yang Lagi Krisis 

INN INTERNASIONAL - Biaya penerbitan utang dalam valuta asing (valas) oleh pemerintah Indonesia berpotensi semakin mahal. 

artikel yang mirip

Lagu ‘Semua Kisah Kita di Solo’ dari Elizabeth Sudira, Nostalgia dan Cinta untuk Kota Bengawan

SOLO - Elizabeth Sudira, penyanyi dan penulis lagu asal Solo yang pernah menyandang gelar Putri Solo 2010, kembali menghadirkan karya yang membangkitkan rasa cinta dan nostalgia terhadap kota kelahirannya melalui lagu berjudul "Semua Kisah Kita di Solo". 

Di Indonesia, Eks Napi Koruptor Mimpin Urusan Keuangan Negara 

INN NEWS - Penunjukan Burhanuddin Abdullah, seorang mantan narapidana korupsi, sebagai Ketua Tim Pakar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memicu gelombang kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. 

Bank Masuk Danantara, Nasib Uang  Masyarakat Dalam Bahaya!?

INN NEWS - Pada Maret 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengalihkan saham mayoritas dari 13 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk empat bank besar, ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).