HomeTrendingHOAKS: Megawati Tolak Disalami Kaesang dan Gibran

HOAKS: Megawati Tolak Disalami Kaesang dan Gibran

Published on

spot_img

 371 total views

INN NEWS – Tidak benar Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menolak salaman dari Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep saat menghadiri pengundian dan penetapan nomor urut calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa, 14 November 2023 malam.

Megawati disoroti lalu kemudian viral di media sosial dan trending di Twitter Indonesia hingga siang ini, Rabu (15/11/2023).

Kronologi

(Berdasarkan rekaman video dari berbagai sumber resmi)

Megawati tiba di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat sekitar pukul 20.00 WIB, didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto. Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) juga tampak mendampingi Mega.

Megawati yang mengenakan pakaian berwarna hitam-putih langsung duduk di kursi tamu undangan berdampingan dengan capres PDIP, Ganjar Pranowo yang berkemeja hitam lalu di sisi kanan Megawati ada sosok Oesman Sapta Odang.

Tak lama setelah duduk, Megawati didatangi cawapres Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakbuming Raka, menghampiri. Dia mencium tangan Megawati sambil membungkukkan badan.

Lalu kemudian bersalaman dengan elite parpol koalisi PDI-P lainnya yang juga duduk di barisan kursi depan, seperti Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono, dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Menyusul Gibran, capres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto juga mengapa Megawati, sebelumnya memberi hormat. Kemudian ia menyalami elite parpol lainnya.

Sementara itu Ketum PSI yang juga putra bungsu Presiden Jokowi dan adik Gibran Rakabuming yakni Kaesang Pangarep turut menyalami Megawati.

Kaesang bahkan terlihat duduk bersimpuh di hadapan Mega sambil berbincang sejenak.

Dia juga mencium tangan Megawati sembari tertawa lebar, sedangkan Megawati tersenyum sambil mengangguk-angguk.

Artikel Terbaru

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritik Pedas Gadis Asmat: Mahasiswa Papua Jangan Salahgunakan Beasiswa Negara!

INN NEWS - Desy Boban, seorang mahasiswi asal Asmat yang menempuh pendidikan di IPB University barubaru ini menyampaikan kritik tajam dan emosional lewat media sosialnya. 

artikel yang mirip

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).