377 total views
INN NEWS – Indonesia diungkapkan Badan Pusat Statistik atau BPS masih mengimpor barang dari Israel antara lain seperti mesin dan pesawat dengan kode HS 84.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rabu, 15 November 2023, diterima INN Indonesia dari sumber resmi siang ini.
“Komoditas utama impor asal Israel ini adalah mesin dan pesawat mekanik atau HS 84,” ungkap Pudji.
Dalam pemaparannya, tercatat nilai impor mesin dan pesawat mekanik tembus USD 5,03 juta atau setara dengan Rp 78 miliar (kurs Rp 15.541).
Selain itu, Indonesia juga masih impor perkakas atau perangkat potong HS 82 dari Israel. Nilainya tembus USD 3,86 juta atau Rp 60 miliar.
Tak hanya impor, RI juga masih melakukan ekspor untuk beberapa komoditas ke Israel seperti lemak dan minyak hewani nabati.
“Komoditas utama yang diekspor ke Israel ini adalah lemak dan minyak hewan nabati yaitu HS 15. Kemudian ada alas kaki HS 64, dan juga mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya HS 85,” ungkapnya.
Diketahui, sejak memanasnya perang Israel dan Palestina, masyarakat Indonesia bahkan sejumlah pejabat publik mengecam keras Israel dan mengusulkan pemboikotan terhadap produk-produk Israel.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram membeli produk dari produsen yang mendukung agresi Israel atas Palestina.
Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, mengatakan wajib hukumnya mendukung kemerdekaan Palestina. Sebaliknya, haram hukumnya mendukung Israel dan para pendukungnya.
“Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel, hukumnya haram,” tegas Niam saat menyampaikan hasil fatwa MUI di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/11).
Fatwa ini dibahas sebagai bentuk tanggung jawab keulamaan MUI dalam menyikapi agresi Israel terhadap Palestina yang mengancam kemanusiaan.
Di sisi lain, ada pihak yang berusaha memberikan empati dan dukungan pada Israel, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk upaya sebagian pihak yang mendiskreditkan pihak yang memberikan dukungan kemerdekaan Palestina.