1,033 total views
SOLO – Gelisah, ya itulah kata yang mungkin bisa menggambarkan suasana hati batin si pemilik rambut putih, Ganjar Pranowo, juga masyarakat Indonesia yang tercabik atas prahara yang terjadi di bumi pertiwi belakangan ini.
‘Never again!’ mungkin adalah klimaks yang ingin diteriakinya dengan lantang meresponi perjalanan demokrasi akhir-akhir ini yang baginya terlihat seperti drama Korea (drakor).
Masyarakat saat ini menurutnya justru disuguhkan oleh drama-drama yang menimbulkan kegelisahan atas proses demokrasi di Indonesia.
Kegelisahan tersebut bahkan sudah disuarakan oleh beragam kalangan. Mulai dari tokoh agama, guru bangsa, budayawan, aktivis, hingga masyarakat di emperan jalan.
Eks gubernur Jawa Tengah itu mengibaratkan perjalanan demokrasi layaknya aliran air yang terkadang lurus, tapi bisa berliku-liku seperti yang ia anggap terjadi saat ini.
“Tapi percayalah, air yang mengalir itu dia akan mengikuti arah batinnya, dia tidak akan bisa dibendung dengan cara apapun, dan kalau bendungan itu dia paksakan, dia akan tetep mencari jalannya sampai tiba di muara. Muara itulah muara demokrasi yang hari ini kita idam-idamkan dan tentu saja inilah kesepakatan hari ini yang mesti kita jaga,” imbuhnya saat pengundian nomor urut paslon capres-cawapres belum lama ini.
Ganjar secara lantang melawan arus kecacatan demokrasi ini meski menuai hujatan bahkan ramai di media sosial disebut telah menjadi antitesa ‘Pak Lurah’ yang dulu adalah sahabat seperjuangannya.
Bahkan survei 0% dan netizen 0, memvonis bahwa semua pendukung Pak Lurah terancam pergi darinya.
Bukan hal yang baru untuk menuai caci maki demi membela demokrasi, Ganjar juga pernah menanggung hujatan usai menolak Timnas Israel U-20 untuk bertanding di Indonesia kala itu lantaran memegang teguh perintah konstitusi.
Meski nama baik, keluarga, dan karir politiknya kala itu dipertaruhkan.
Namun dia tetap bersikokoh menerjang dan menetapkan hati bahwa ini bukan tentang Ganjar tapi tentang masa depan Indonesia.
Di depan ribuan pendukungnya baru-baru ini, Ganjar seolah menyimpulkan semua impian batinnya untuk Indonesia lewat salam 3 jari ala film ‘The Hunger Games’ sesuai dengan nomor urut pencalonannya sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
“Ini bukan tentang Ganjar, ini bukan tentang kekuasaan, ini tentang Indonesia,” luapan hati Ganjar disambut riuh getaran suara mengayunkan tiga jari.
“Tiga jari tiga janji: Taat pada Tuhan, patuh pada hukum, dan setia pada rakyat,” tulis ayah dari Alam Ganjar itu di media sosial saat kembali membagikan momen mengharukan itu.
“Demokrasi mereka kangkangi, etika dan hukum dilanggar. Ayo tegakan kembali bersama Ganjar-Mahfud,” tulis @bane_manalu, satu dari belasan ribu warganet di kolom komentar yang berharap sama.
Salam 3 jari Ganjar yang mirip dengan yang terjadi di film Hunger Games itu merupakan simbol perjuangan rakyat.
“Memang kami diberitahu bahwa salam 3 jari tersebut juga ada di film Hunger Games. Kami pikir cocok juga, apalagi di film tersebut salam 3 jari juga adalah simbol perjuangan rakyat,” Jubir TPN Ganjar-Mahfud, Pangeran Siahaan mengonfirmasi.
Namun, Pangeran menyebut pose itu terinspirasi dari sebuah gerakan demokrasi di dunia. Dia menyinggung gerakan aktivisme demokrasi di Thailand dan Myanmar.
“Tapi sesungguhnya salam 3 jari yang digunakan Mas Ganjar itu terinspirasi gerakan demokrasi di seluruh dunia,” cetusnya.
NEVER AGAIN!