758 total views
INN NEWS – Ada candaan dari almarhum Presiden ke-4 RI Abdulrrahman Wahid alias Gusdur yang sangat terkenal di Papua. Beliau tidak takut dengan apapun kecuali doa orang Papua!
Guyonan khas Gusdur ini sesungguhnya mempunyai makna yang sangat dalam hari-hari ini.
Suara dan doa orang Papua 2014 dan 2019 ikut mengantar Joko Widodo (Jokowi) melenggang dua periode menjadi presiden. Rakyat Papua sangat mencintai Jokowi dan rasa-rasanya sulit untuk berpindah ke lain hati.
Namun ternyata kali ini suara dan doa orang Papua tidak serta merta tertuju kepada Gibran yang kali ini maju sebagai cawapres Prabowo Subianto. Kecintaan terhadap Jokowi tidak lantas membuat rakyat Papua buta dan hanya tegak lurus Jokowi.
Untuk pilihan Presiden, rakyat Papua tidak segampang itu memberikan suaranya pada Gibran yang notabene anak kandung Jokowi.
Alasan utama rakyat Papua tidak mau memberikan suara kepada Prabowo-Gibran adalah faktor kejahatan HAM masa lalu Prabowo yang sulit diampuni dan diterima rakyat Papua.
Dalam pilpres kali ini, rakyat Papua sebenarnya cukup sulit untuk menentukan suaranya. Pak Ganjar yang secara personal menarik bagi rakyat Papua, terganjal dengan isu piala dunia U-20.
Rakyat Papua terluka karena penolakan piala dunia U-20 yang menghadirkan Timnas Israel.
Pasangan AMIN (Anies- Muhaimin) jelas tidak, karena sejak 2014-2019 Anies tidak pernah mendapatkan perhatian di Papua. Namun yang sangat mengherankan adalah tanpa disadari, suara dan doa orang Papua untuk Presiden 2024 baru-baru ini disuarakan.
Diterimanya Ganjar di pulau Mansiman merupakan tanda bahwa suara dan doa orang Papua telah disuarakan. Mansiman merupakan pulau paling berpengaruh di Papua karena di pulau tersebut Injil pertama kali masuk.
Yang cukup mengherankan adalah pak Jokowi sampai hari ini belum pernah menginjakan kaki di pulau tersebut. Lebih membuat heboh lagi adalah fakta ternyata Prabowo ditolak masuk kesana oleh para pemimpin pulau Mansinam.
Alasan pemimpin pulau Mansiman menerima pak Ganjar adalah rekam jejak bagaimana pak Ganjar memelihara mahasiswa Papua ada berkuliah di Jawa waktu covid. Lebih dari itu para pemimpin dan masyarakat pulau Mansinam sangat percaya dengan tanda spiritual.
Pesan tentang Raja Saul dan Daud menjadi pesan merehma yang membuat kemudian membuka pintu bagi pak Ganjar. Sebagai validasi data, penulis terlibat langsung proses komunikasi dengan pemimpin Mansiman baik sebelum dan waktu Ganjar datang ke Mansinam.
Media dan masyarakat yang turut ikut dapat menjadi narasumber atau saksi bagaimana kisah perjalanan pak Ganjar ke Mansinam tidak ada rekayasa apalagi gimmick politik dengan bantuan sembako.
Saya mengenal karakter pemimpin Mansinam yang sangat lurus dan bahkan sebelumnya sempat menolak Ganjar untuk datang kesana. Akan tetapi setelah berdoa beliau memberikan respon yang berbeda.
Beliau akhirnya mau menerima bahkan mau mendoakan pak Ganjar. Masyarakat pulau Mansiman bahkan digerakan untuk bergotong-royong menyiapkan penyambutan. Bagi saya hal ini merupakan tanda bahwa suara dan doa orang Papua untuk Presiden 2024 telah disuarakan.
Bagi orang yang tidak paham celetukan alm Gusdus akan menganggap hal ini adalah omong kosong saja.
Kita lihat saja celetukan Gusdus pada akhirnya akan menjadi kenyataan bahwa suara dan doa orang Papua bukan sembarangan!