HomeHeadlineGielbran: Baliho Besar Gagasan Kecil Merajalela, Manfaatkan Kebodohan Masyarakat 

Gielbran: Baliho Besar Gagasan Kecil Merajalela, Manfaatkan Kebodohan Masyarakat 

Published on

spot_img

 823 total views

YOGYAKARTA – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Gielbran Mohammad Noor kembali menyoroti maraknya baliho-baliho besar yang dipasang di ruang publik menjelang Pemilu 2024.

Dalam unggahan terbarunya di instagram, Sabtu, 2 Desember 2023, Gielbran mengatakan bahwa baliho-baliho tersebut nirsubstantif dan sok asik.

Hal itu dikatakan Gielbran sembari menunjukan salah satu baliho yang menampilkan gambar naruto mengacungkan salam dua jari dan memakai baju dengan gambar angka 2 di unggahannya itu.

Sumber: Tangkapan layar Instagram @gielbranmnoor

“Gimmick mampu memberikan stimulis yang atraktif bagi masyarakat untuk tertarik terhadap suatu kandidat. Namun, nampaknya para kontestan politik tahun ini terlalu fokus pada kemasan. Sampai-sampai isi dan substansinya ketinggalan,” kata Gielbran.

Gielbran menilai bahwa tabiat para kontestan elektoral tersebut menjadi bukti bahwa mereka memanfaatkan kebodohan masyarakat untuk mendulang suara elektoral.

“Kontur demografis masyarakat Indonesia yang berada di kelas menengah-ke bawah seakan menjadi celah nikmat kontestan elektoral untuk mengeksploitasi kebodohan publik,” ujar Gielbran.

Gielbran juga menyayangkan semakin mendekati hari pemilihan, justru intelektualisasi demokrasi semakin jauh terabaikan.

“Jangan kaget jika semakin lama kota kita yang indah semakin tertutupi oleh baliho besar yang gagasannya kecil. Seakan para kontestan elektoral ini merasa lebih indah daripada kota yang kita huni,” kata Gielbran.

Gielbran berharap agar para kontestan elektoral dapat lebih fokus pada substansi dan gagasan yang ditawarkan kepada masyarakat.

“Semoga para kontestan elektoral dapat lebih bijak dalam menggunakan ruang publik. Jangan sampai baliho-baliho besar yang dipasang hanya menjadi alat untuk membodohi masyarakat,” pungkas Gielbran.

 

Artikel Terbaru

Lagu ‘Semua Kisah Kita di Solo’ dari Elizabeth Sudira, Nostalgia dan Cinta untuk Kota Bengawan

SOLO - Elizabeth Sudira, penyanyi dan penulis lagu asal Solo yang pernah menyandang gelar Putri Solo 2010, kembali menghadirkan karya yang membangkitkan rasa cinta dan nostalgia terhadap kota kelahirannya melalui lagu berjudul "Semua Kisah Kita di Solo". 

Di Indonesia, Eks Napi Koruptor Mimpin Urusan Keuangan Negara 

INN NEWS - Penunjukan Burhanuddin Abdullah, seorang mantan narapidana korupsi, sebagai Ketua Tim Pakar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memicu gelombang kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. 

Bank Masuk Danantara, Nasib Uang  Masyarakat Dalam Bahaya!?

INN NEWS - Pada Maret 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengalihkan saham mayoritas dari 13 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk empat bank besar, ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Ongkos Terbit Utang Valas Pemerintah Berisiko Makin Mahal, Kek Turki yang Lagi Krisis 

INN INTERNASIONAL - Biaya penerbitan utang dalam valuta asing (valas) oleh pemerintah Indonesia berpotensi semakin mahal. 

artikel yang mirip

Lagu ‘Semua Kisah Kita di Solo’ dari Elizabeth Sudira, Nostalgia dan Cinta untuk Kota Bengawan

SOLO - Elizabeth Sudira, penyanyi dan penulis lagu asal Solo yang pernah menyandang gelar Putri Solo 2010, kembali menghadirkan karya yang membangkitkan rasa cinta dan nostalgia terhadap kota kelahirannya melalui lagu berjudul "Semua Kisah Kita di Solo". 

Di Indonesia, Eks Napi Koruptor Mimpin Urusan Keuangan Negara 

INN NEWS - Penunjukan Burhanuddin Abdullah, seorang mantan narapidana korupsi, sebagai Ketua Tim Pakar Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah memicu gelombang kontroversi di tengah masyarakat Indonesia. 

Bank Masuk Danantara, Nasib Uang  Masyarakat Dalam Bahaya!?

INN NEWS - Pada Maret 2025, pemerintah Indonesia secara resmi mengalihkan saham mayoritas dari 13 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk empat bank besar, ke Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).