498 total views
INN NEWS – Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka jadi pembicaraan publik bahkan trending di sejumlah platform media sosial, salah satunya Twitter usai debat perdana Cawapres baru-baru ini.
Salah satu momen yang jadi sorotan publik adalah ketika Gibran menanyakan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dengan istilah asing. Bahkan menggunakannya juga untuk cawapres lainnya.
Ahli atau Pakar Public Relations Muhammad Sufyan dalam keterangannya, Sabtu (23/12) menilai bahwa perangai Gibran dalam ajang debat Pilpres 2024 merupakan level terendah dalam berkomunikasi.
Sufyan mengatakan, sejak awal Gibran memiliki tendensi untuk menjatuhkan lawan bicaranya dalam debat semalam.
“Sebelum ke strategi (logos), saya masuk ke etika (ethos) dan kredibilitas (pathos), yang makro dulu. Gibran secara pathos bukan ahli ekonomi bisnis,” tegas Sufyan.
Diterangkannya, berdasarkan ethos sendiri, memiliki intensi atau niat untuk menjatuhkan lawan bicara merupakan level terendah dalam berkomunikasi.
Padahal, ajang debat tersebut merupakan sarana adu gagasan antar cawapres, bukan untuk saling menjatuhkan.
Sufyan turut menyinggung Gibran yang dinilainya meniru gaya Presiden Jokowi dengan menggunakan istilah atau diksi asing kepada lawan debatnya pada Pilpres 2014 dan 2019 silam.
“Ethos dan Logos tak dipakai dan ini melanjutkan sang Bapak. 2019 tiba-tiba muncul unicorn, itupun Jokowi bukan ahli digital. Benang merah keduanya bisa jadi mendapat bisikan jahat dari tim untuk mencari-cari kelemahan lawan debat dari awal,” tukasnya.
“Ini bukan cerdas cermat, bukan ajang hapalan. Publik ingin tahu gagasan besar. Bukan sekadar tebak-tebakan singkatan atau istilah,” pungkasnya.