334 total views
INN NEWS – Ketua Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli mengungkapkan, saat ini tidak banyak pengembang mobil listrik yang menggunakan komponen nikel atau Nickel-Mangan-Cobalt (NMC) sebagai bahan pembuatan baterai EV.
Meskipun Indonesia tercacat sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Rizal menyarankan agar tidak hanya bergantung kepada nikel dalam pengembangan baterai kendaraan listrik agar dapat bersaing secara global.
Rizal menyebutkan penggunaan Lithium-Ferro-Phosphate (LFP) khususnya pada EV dinilai lebih murah bila dibandingkan dengan penggunaan NMC yang diperkirakan akan mengalami penurunan suplai dan melonjaknya harga.
Baca juga:
Bersiap, Pemerintah Mau Naikan Pajak Sepeda Motor Berbahan Bensin
Maruarar Keluar dari PDIP, Perannya di IKN Bareng Bahlil Diungkit
“Tesla menggunakan LFP dan NCM untuk kendaraan listrik. Penggunaan LFP karena lebih murah dan tidak tergantung nikel dan cobalt yang diperkirakan ke depan akan short supply dan mahal,” beber Rizal mengutip CNBC, Selasa (23/1).
Dengan begitu, dia mengatakan pengembangan komponen selain NCM terus dilakukan oleh pengembang EV.