489 total views
INN NEWS – Perpolitikan Filipina kian memanas. Pecah kongsi antara presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dengan ayah dari wakil presidennya Sara Duterte semakin memanas.
Diketahui ayah dari wakil presiden Sara Duterte adalah presiden yang memerintah sebelum kepemimpinan Ferdinand Marcos Jr.
Dia adalah Rodrigo Duterte yang mengusung putrinya Sara maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Marcos JR saat dirinya masih menjabat presiden.
Melansir Reuters, Duterte terang-terangan mengecam Marcos Jr dan meminta mundur dari kursi presiden. Bahkan putranya Sebastian Duterte juga mendesak Marcos Jr untuk mengundurkan diri. Hal tersebut lantaran Marcos Jr disebut pemalas dan tidak berbelas kasih.
Marcos disebut telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.
Sebastian yang juga walikota kota terpadat ketiga di Filipina, Davao mengatakan telah terjadi kebangkitan kembali kejahatan setelah kampanye garis keras ayahnya dilonggarkan.
Pada forum kepemimpinan, ia juga menuduh Marcos Jr membahayakan warga Filipina yang tidak bersalah dengan mengizinkan orang Amerika masuk, sebuah referensi untuk memperluas akses AS ke pangkalan militer, termasuk beberapa pangkalan yang dekat dengan Taiwan.
Duterte telah menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok.
Sebastian juga menentang keputusan Marcos untuk memulai kembali perundingan perdamaian dengan pemberontak komunis. Sebastian mengatakan Marcos Jr tidak tahu apa-apa tentang penderitaan masyarakat yang tinggal di daerah yang dulunya merupakan basis pemberontak.
“Kamu malas dan kurang kasih sayang. Itu sebabnya kami tidak bahagia,” katanya.
Aliansi Marcos Jr dengan Dutertes sangat penting bagi kemenangan presidennya untuk kedua kali. Sehingga memburuknya hubungan mereka dapat berdampak pada upayanya untuk memperkuat basis dukungan menjelang pemilihan sela Senat dan kongres tahun depan..
Sara Duterte, yang juga menjabat Menteri Pendidikan, menghadiri rapat umum presiden sebelum terbang ke Davao untuk bergabung dengan ayah dan saudara-saudaranya dalam rapat umum doa menentang upaya untuk mengamandemen konstitusi Filipina, yang didukung Marcos Jr.
Beberapa penentang perubahan konstitusi, termasuk Duterte, mengatakan hal ini didorong oleh agenda untuk mengubah sistem politik dan menghapus batasan masa jabatan, termasuk batasan masa jabatan presiden, yang saat ini hanya dapat menjabat satu kali masa jabatan enam tahun.
“Dia mengutamakan politik, menjaga diri mereka sendiri… daripada berfokus pada pekerjaan,” kata Sebastian Duterte.
“Pak Presiden, jika tidak ada rasa cinta dan cita-cita terhadap bangsa, mundurlah,” imbuhnya seperti kakaknya Sara Duterte secara terbuka.
Siapa Marcos Jr dan Bagaimana Bisa Terpilih Sebagai Presiden?
Marcos Jr adalah anak dari diktator Filipina, Ferdinand Marcos. Ferdinand berkuasa selama 21 tahun dan dianggap otoriter. Pemerintahan Marcos ditandai dengan kekerasan politik, pelanggaran hak asasi manusia, dan penindasan terhadap oposisi politik.
Mirip ayahnya, Marcos Jr juga terkenal karena kekayaan yang berlebihan dan penyalahgunaan kekuasaan yang masif. Dia memasuki dunia politik dan mencoba membangkitkan kembali pengaruh dan kekuasaan keluarganya lewat gimik.
Gimik yang dipermainkannya sesuai dengan demografi pemilih Filipina yang didominasi kaum muda. Serta memanfaatkan pemilih yang rata-rata tingkat pendidikannya masih rendah. Lebih dari separuh pemilih di Filipina berpendidikan SD ke bawah.
Rata-rata pemilih muda di Filipina tidak paham sejarah pemerintahan otoriter dan korup Filipina saat dipimpin Ferdinand Marcos.
Dia menggaet content creator, berjoget bersama alih-alih menjual gagasan, hingga memanfaatkan influencer bahkan para buzzer. Gimik-gimik itu, dalam keyakinan konsultan dan tim kandidat, jadi mahasakti untuk mendulang dukungan dan pilihan.
Pada akhirnya dia memenangi Pilpres Filipina pada 2022 lalu.