441 total views
INN NEWS – Kurang 5 hari menuju Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari mendatang, harga beras terpantau masih mahal di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Kamis (8/2) mengungkapkan, mahalnya harga beras lantaran kekurangan stok hingga 2,8 juta ton pada periode Januari-Februari 2024.
Kurangnya stok itu kata Arief akibat El Nino yang terjadi di tahun lalu.
“Karena kita tidak dapat tanam saat El Nino lalu, kurang air,” jelasnya.
Berdasarkan harga panel harga Bapanas, harga beras premium secara nasional naik sebesar Rp 80 per kilogram (kg) menjadi Rp 15.670 per kg dibandingkan harga kemarin.
Sementara harga beras medium turun sebesar Rp 310 per kg menjadi Rp 13.380 per kg dibandingkan harga kemarin.
Namun demikian, harga tersebut lebih mahal dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) beras. HET beras dibagi berdasarkan zonasi wilayah yakni zona 1 untuk Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Untuk zona 2 untuk Sumatra selain Lampung, Sumsel, NTT, dan Kalimantan. Sementara zona 3 untuk Maluku dan Papua.
Untuk HET beras medium zona 1 Rp 10.900, untuk zona 2 Rp 11.500, zona 3 Rp 11.800. Selain itu, HET beras premium zona 1 Rp 13.900, zona 2 Rp 14.400, dan zona 3 Rp 14.800 per kg.
Baca juga:
Hmm Tak Hanya Pemilu, Bansos Juga Ada Masa Tenang
Diberitakan sebelumnya, pemerintah lewat Bapanas resmi menghentikan sementara penyaluran bantuan sosial (bansos) beras sejak 8 Februari-14 Februari 2024.
Penghentian bansos beras tersebut tertuang dalam Surat Bapanas No.117/TS.03.03/B/02/2024 tertanggal 6 Februari 2024.
Surat tersebut menginstruksikan Perum Bulog untuk menghentikan penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan selama waktu yang telah ditentukan.
“Dalam rangka mendukung terwujudnya kelancaran penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024, serta mempertimbangkan tahapan dan jadwal penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum, kami sampaikan agar Perum Bulog menghentikan sementara penyaluran cadangan pangan pemerintah untuk bantuan pangan beras pada tanggal 8-14 Februari 2024 di seluruh wilayah,” tulis surat tersebut, diterima INN, Kamis (7/2/2024).
Namun pernyataan Bapanas tersebut justru berbanding terbalik dengan Bulog.
Diketahui pada 30 Desember 2023, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,6 juta ton dan ditambah dengan stok beras impor dalam perjalanan.
Dengan demikian, menurut dia, jumlah stok beras Bulog kini sangat aman untuk kebutuhan penyaluran dan mampu menjaga stabilitas harga di tahun 2024.