HomeGaya HidupAbsurdnya Kehidupan: Gimana Sih Cara Ngadepin Pemimpin Toxic?

Absurdnya Kehidupan: Gimana Sih Cara Ngadepin Pemimpin Toxic?

Published on

spot_img

 250 total views

Yo, guys! Pernah kepikiran gak sih, gimana jadinya kalo hidup ini kayak sinetron yang gak ada ujungnya? Kayak gak ada makna, gitu? Nah, konsep ini tuh yang disebut absurdisme sama Albert Camus, seorang filsuf keren.

Trus, apa hubungannya sama pemimpin toxic?

Pemimpin toxic tuh kayak badut dalam sinetron absurd. Mereka ngasih janji-janji manis, tapi ujung-ujungnya cuma ngibul. Mereka manfaatin rasa insecure kita dan pura-pura punya jawaban atas semua pertanyaan.

Terus, gimana dong caranya biar gak terjebak sama omongan mereka?

1. Sadar Diri:

Langkah pertama adalah sadar kalo hidup ini absurd. Gak ada yang pasti dan gak ada jawaban yang mudah. Terima aja kenyataan ini dan jangan terjebak dalam ilusi yang ditawarkan pemimpin toxic.

2. Berani Melawan:

Camus bilang kalo kita harus memberontak terhadap absurditas. Ini gak berarti harus angkat senjata lho ya. Kita bisa melawan dengan cara kritis, berani ngomong yang bener, dan gak gampang terpengaruh omongan orang lain.

3. Belajar dari Wayang:

Cerita-cerita wayang tuh penuh sama nilai-nilai luhur yang bisa kita contoh. Kayak kebenaran, keadilan, kebijaksanaan, keberanian, dan kesederhanaan. Nilai-nilai ini tuh penting banget buat melawan pemimpin toxic.

4. Gak Perlu Percaya 100%:

Inget guys, gak ada manusia yang sempurna. Sekalipun pemimpinmu keliatan oke, jangan langsung percaya 100%. Selalu periksa fakta dan kritis terhadap semua informasi yang kamu terima.

5. Bersatu dan Berani Bersuara:

Melawan pemimpin toxic gak bisa sendirian. Kita harus bersatu dan berani bersuara bersama. Kayak kata pepatah, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.”

So, guys, jangan takut buat melawan pemimpin toxic. Kita punya kekuatan untuk mengubah keadaan. Inget, hidup ini absurd, tapi bukan berarti kita harus pasrah!

#pemimpintoxic #absurdisme #lawanketidakadilan #generaziz

Artikel Terbaru

Banjir Kritik ke Calon Kepala Daerah 2024 yang Blunder Saat Debat: Ada yang Gen Milenial dan Kolonial

INN NEWS - Menjelang pemilihan kepala daerah, para calon semakin gencar memaparkan ide dan program kerja mereka, baik dalam sesi kampanye maupun debat resmi yang diadakan oleh KPU. 

Menteri HAM Butuh 20T untuk Nambah Staf dari 188 ke 2.544, DPR Ingatkan Utang Jatuh Tempo

JAKARTA - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai kembali jadi perhatian publik usai mengungkapkan alasan pihaknya membutuhkan anggaran Rp 20 triliun dari yang semula Rp 64 miliar dalam rapat dengan Komisi XIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Dunia Kerja dan GenZ

INN NEWS - Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan dunia kerja secara drastis, dan generasi Z yang saat ini memasuki atau sudah menjalani fase awal karier mereka merupakan salah satu kelompok yang paling terdampak.

Bebal, Kades di Jateng Kumpul untuk Pilgub, Bubar Digebrek Bawaslu

SEMARANG, INNINDONESIA.COM - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menggerebek pertemuan kepala desa (kades) se-Jateng yang diduga untuk mendukung salah satu paslon di Pilgub 2024 di salah satu hotel bintang lima di wilayah Semarang Tengah baru-baru ini.

artikel yang mirip

Banjir Kritik ke Calon Kepala Daerah 2024 yang Blunder Saat Debat: Ada yang Gen Milenial dan Kolonial

INN NEWS - Menjelang pemilihan kepala daerah, para calon semakin gencar memaparkan ide dan program kerja mereka, baik dalam sesi kampanye maupun debat resmi yang diadakan oleh KPU. 

Menteri HAM Butuh 20T untuk Nambah Staf dari 188 ke 2.544, DPR Ingatkan Utang Jatuh Tempo

JAKARTA - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai kembali jadi perhatian publik usai mengungkapkan alasan pihaknya membutuhkan anggaran Rp 20 triliun dari yang semula Rp 64 miliar dalam rapat dengan Komisi XIII DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2024).

Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Dunia Kerja dan GenZ

INN NEWS - Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan dunia kerja secara drastis, dan generasi Z yang saat ini memasuki atau sudah menjalani fase awal karier mereka merupakan salah satu kelompok yang paling terdampak.