HomeHeadlineWaspada Propaganda Politik! Kenali Bahaya Rekayasa Sosial

Waspada Propaganda Politik! Kenali Bahaya Rekayasa Sosial

Published on

spot_img

 343 total views

INN NEWS – Pemilu 2024 sudah selesai tahap pencoblosan, dan Quick Count sudah keluar. Tapi residu kekecewaan terhadap proses pemilu sangat besar.

Benih polarisasi antara kelompok pro demokrasi dan pro status quo yang otoriter sudah tertanam di rahim yang subur.  Benih perpecahan ini jauh lebih membahayakan dari benih antara “cebong” vs “kadrun” atau nasionalis vs radikalis.

Tanpa Demokrasi, radikalis atau nasionalis hanyalah isu yang dipakai untuk elektoral.  Nir etika, dan morak akan membahayan peradaban Indonesia dimasa akan datang. Para pemikir, akademisi, rohaniwan, dan budayawan yang sungguh-sungguh mencintai Indonesia sudah bersuara.  Sayang, suara penguasa masih terlalu kencang.

Propaganda politik telah sampai keotak anak-anak.  Rekayasa sosial atau social engineering yang terjadi di Indonesia selama 9 tahun terakhir sudah menyamai budaya wokeisme di Amerika Serikat.

Propaganda politik, sebuah taktik manipulasi yang sudah lama ada, kini semakin canggih dengan memanfaatkan teknologi dan psikologi manusia. Salah satu metode yang marak digunakan adalah rekayasa sosial.

Apa itu Rekayasa Sosial?

Rekayasa sosial adalah taktik manipulasi psikologis untuk menipu dan memanipulasi orang agar memberikan informasi sensitif atau melakukan tindakan yang menguntungkan pelaku. Dalam propaganda politik, rekayasa sosial digunakan untuk:

  • Menyebarkan informasi palsu (hoax): Menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan untuk menipu dan memanipulasi opini publik.
  • Membangun narasi palsu: Memanfaatkan deepfakes dan manipulasi informasi untuk menciptakan narasi palsu yang mencoreng kredibilitas politisi atau tokoh tertentu.
  • Eksploitasi Emosi dan Ketakutan: Memanfaatkan rasa takut dan kecemasan publik untuk mendukung agenda politik tertentu.
  • Manipulasi Perilaku dan Pengambilan Keputusan: Menyebarkan opini palsu dan memanipulasi publik untuk mendukung agenda politik tertentu.

Contoh Penggunaan Rekayasa Sosial dalam Propaganda Politik:

  • Penipuan melalui pesan WhatsApp: Pesan berantai yang berisi informasi palsu tentang kandidat politik atau isu politik tertentu.
  • Deepfakes: Video atau audio yang dimanipulasi untuk membuat narasi palsu tentang politisi atau tokoh tertentu.
  • Cyberbullying: Serangan online yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk membungkam mereka atau memaksa mereka untuk mengubah pendapat mereka.
  • Social bots: Akun media sosial palsu yang digunakan untuk menyebarkan propaganda dan memanipulasi opini publik.

Dampak Penggunaan Rekayasa Sosial dalam Propaganda Politik:

  • Polarisasi politik dan perpecahan masyarakat
  • Penurunan kepercayaan terhadap institusi dan demokrasi
  • Meningkatnya radikalisme dan ekstremisme
  • Gangguan dalam proses demokrasi dan pemilihan umum

Bagaimana Melindungi Diri dari Propaganda Politik?

  • Pikir kritis: Selalu verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
  • Cek fakta: Gunakan situs web fact-checking untuk memastikan kebenaran informasi.
  • Laporkan konten yang mencurigakan: Laporkan konten yang berbau propaganda politik kepada platform media sosial atau pihak berwenang.
  • Berpartisipasi dalam diskusi yang sehat: Diskusikan isu politik dengan orang lain dengan cara yang terbuka dan hormat.

Mari Berhenti Menjadi Korban Propaganda Politik!

Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang rekayasa sosial, kita dapat melindungi diri dari propaganda politik dan menjaga demokrasi.

Artikel Terbaru

Film ‘Laura’ Tayang Besok, Akting Amanda Rawles Akan Menguras Emosi

INN NEWS - Film terbaru yang ditunggu-tunggu, "Laura," akan resmi tayang pada 12 September 2024. Diproduseri odengan sangat antusias oleh Hanung Bramantyo, film ini berhasil mencuri perhatian publik, terutama berkat penampilan memukau Amanda Rawles dalam trailer-nya.

Kadesnya Diduga Mafia Tanah, Warga Kohod Tangerang Unjuk Rasa di Kementerian ATR

TANGERANG - Beberapa warga Desa Kohod, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, terutama nelayan, menggelar unjuk rasa menuntut pemberantasan mafia tanah yang mengganggu aktivitas mereka. 

Pemerataan Pendidikan Jadi Sorotan GenZ: Infrastruktur hingga Kurikulum yang Terus Berubah 

INN NEWS - Isu pemerataan pendidikan di Indonesia menjadi topik yang terus dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai forum pendidikan dan masyarakat. 

Megawati-Prabowo Akan Ketemu, PDIP: Hubungan Keduanya Sangat Baik 

JAKARTA - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan bertemu dengan Ketum Gerindra sekaligus presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.

artikel yang mirip

Film ‘Laura’ Tayang Besok, Akting Amanda Rawles Akan Menguras Emosi

INN NEWS - Film terbaru yang ditunggu-tunggu, "Laura," akan resmi tayang pada 12 September 2024. Diproduseri odengan sangat antusias oleh Hanung Bramantyo, film ini berhasil mencuri perhatian publik, terutama berkat penampilan memukau Amanda Rawles dalam trailer-nya.

Kadesnya Diduga Mafia Tanah, Warga Kohod Tangerang Unjuk Rasa di Kementerian ATR

TANGERANG - Beberapa warga Desa Kohod, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, terutama nelayan, menggelar unjuk rasa menuntut pemberantasan mafia tanah yang mengganggu aktivitas mereka. 

Pemerataan Pendidikan Jadi Sorotan GenZ: Infrastruktur hingga Kurikulum yang Terus Berubah 

INN NEWS - Isu pemerataan pendidikan di Indonesia menjadi topik yang terus dibahas dan diperdebatkan dalam berbagai forum pendidikan dan masyarakat.