HomeTrendingTercatat 3 Tahun Terakhir Orang Indonesia Malas Nikah, Kenapa?

Tercatat 3 Tahun Terakhir Orang Indonesia Malas Nikah, Kenapa?

Published on

spot_img

 321 total views

INN NEWS – Berdasarkan laporan teranyar dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan.

Dalam tiga tahun terakhir angka pernikahan di Indonesia menurun sebanyak 2 juta.

Berdasarkan informasi yang dihimpun INN dari berbagai sumber resmi, ada berbagai faktor yang menyebabkan menurunnya angka pernikahan di Indonesia.

Faktor ekonomi menjadi alasan utama, bahwa memiliki keluarga dan anak dianggap sebagai beban ekonomi yang tinggi.

Selain itu banyak anak muda yang menganggap bahwa karier itu lebih penting. Sehingga lebih memilih fokus pada karir dan tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pernikahan itu tidak penting.

Alasan psikologipun menjadi sorotan menurut beberapa anak muda di Indonesia, bahwa pernikahan tidak hanya cukup dengan persiapan finansial tetapi juga dengan kesiapan mental agar tidak menyebabkan perceraian.

Kejadian ini menjadi perbandingan dengan negara Jepang dan Korea yang juga mengalami angka penurunan dalam pernikahan.

Tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Jepang memiliki faktor penyebab utama yaitu karena munculnya perubahan cara pandang wanita Jepang terhadap pernikahan.

Banyak wanita Jepang yang lebih memilih berkarier daripada menikah.

Sebab penyebab utama rendahnya pernikahan di Korea yakni karena finansial. Menurut data yang dirilis Korea Standart Wedding Associations, rata-rata biaya menikah pada tahun 2019 adalah 231.860.000 KRW (Sekitar 3 Miliar Rupiah). Angka yang sangat besar yang digunakan hanya untuk mengubah status semata.

Artikel Terbaru

Dari Praktik Money Politik hingga Dapat Kekuasaan, Lalu Mundur Gara-gara Es Teh

INN NEWS  - Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman, dikenal sebagai Gus Miftah, Belakangan ini, pemuka agama tersebut kembali menuai kontroversi yang memicu perdebatan di masyarakat setelah menyindir pedagang es teh saat mengisi pengajian di Magelang, Jawa Tengah baru-baru ini. 

Gus Miftah Mundur dari Utusan Presiden Usai Olokkan ke Penjual Es Teh Viral

INN NEWS - Dengan menahan tangisnya, Pendakwah Gus Miftah mundur dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan dan Pembinaan Sarana Keagamaan usai viral dan dikecam berbagai pihak karena mengolok pedagang es teh, Sunhaji baru-baru ini.

Pilkada Jakarta Bawa Harapan untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2024 telah menjadi sorotan penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah dari formulir C hasil TPS KPU oleh Jaga Suara, pasangan Pramono Anung - Rano Karno unggul di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan angka yang konsisten melampaui 50% di berbagai daerah.

Hindari ‘Bozo Explosion’, Studi Kasus Kabinet Gemuk di Indonesia

RISET - Guy Kawasaki pernah mengatakan, "A-players hire A-players; B-players hire C-players, and it goes downhill from there." Fenomena yang ia sebut "bozo explosion" menggambarkan bagaimana pemimpin yang tidak kompeten cenderung memilih orang-orang yang lebih lemah demi mengamankan posisi mereka. 

artikel yang mirip

Dari Praktik Money Politik hingga Dapat Kekuasaan, Lalu Mundur Gara-gara Es Teh

INN NEWS  - Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman, dikenal sebagai Gus Miftah, Belakangan ini, pemuka agama tersebut kembali menuai kontroversi yang memicu perdebatan di masyarakat setelah menyindir pedagang es teh saat mengisi pengajian di Magelang, Jawa Tengah baru-baru ini. 

Gus Miftah Mundur dari Utusan Presiden Usai Olokkan ke Penjual Es Teh Viral

INN NEWS - Dengan menahan tangisnya, Pendakwah Gus Miftah mundur dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan dan Pembinaan Sarana Keagamaan usai viral dan dikecam berbagai pihak karena mengolok pedagang es teh, Sunhaji baru-baru ini.

Pilkada Jakarta Bawa Harapan untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2024 telah menjadi sorotan penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah dari formulir C hasil TPS KPU oleh Jaga Suara, pasangan Pramono Anung - Rano Karno unggul di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan angka yang konsisten melampaui 50% di berbagai daerah.