HomeHeadlineMonster Nepotisme Masih Ada di Mahkamah Konstitusi 

Monster Nepotisme Masih Ada di Mahkamah Konstitusi 

Published on

spot_img

 741 total views

JAKARTA – Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) mendatangi gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa, 26 Maret 2024 untuk sampaikan keprihatinan mereka kepada para hakim MK yang masih tersandera kasus nepotisme eks ketua hakim konstitusi, Anwar Usman.

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus dalam keterangannya di gedung MK mengatakan, masih ada monster nepotisme di MK yang membayangi hakim lainnya.

“Karena monster nepotisme itu masih ada di sini setiap saat membayangi 8 hakim konstitusi yang kemarin itu sempat ribut yang sampai saat ini belum terselesaikan,” ucap Petrus.

TPDI lantas mendesak para hakim MK untuk memberikan pernyataan resmi bahwa seluruh hakim sudah terbebas dari campur tangan penguasa.

TPDI memberikan tenggat waktu hingga esok hari sebelum sidang perdana sengketa pemilu digelar, Rabu (27/3).

“Harusnya mereka harus dalam keadaan bebas dulu. Atau besok sebelum sidang, mereka harus mendeklarasikan diri bahwa mereka benar-benar dalam keadaan bebas,karena fakta menunjukkan bahwa mereka tidak bebas dan tidak mereka karena nepotisme masih melekat di dalam tubuh Mahkamah Konstitusi,” imbuh Petrus.

Diketahui Anwar Usman ipar presiden Joko Widodo alias Jokowi dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Hakim Konstitusi lantaran meloloskan ponakannya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres di Pilpres 2024 dengan pasal kontroversi.

Selain pencopotan, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) juga memutuskan Anwar Usman tidak bakal terlibat dalam memutus sengketa Pilpres 2024. Namun Anwar masih bisa ikut dalam sidang gugatan PHPU Pileg 2024.

 

Artikel Terbaru

Pelatihan Menulis Aksara Jawa di PKK Kelurahan Danukusuman: Menjaga Warisan Leluhur di Era Digital

INNNEWS— Dalam upaya melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi, PKK Kelurahan Danukusuman menggelar...

Pembukaan Rumah Belajar Pancasila Joyosuran: Wadah Baru Menggerakan Kesadaran Belajar Masyarakat

INNNEWS – Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, pagi ini menjadi saksi peristiwa...

Kasus Roy Suryo vs Jokowi: Ijazah Palsu, Pencemaran Nama Baik, dan Dugaan “Kasus Sandera”

Perseteruan hukum antara Roy Suryo dan kawan-kawan (Roy cs) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi)...

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

INNNEWS – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point (MCP),...

artikel yang mirip

Pelatihan Menulis Aksara Jawa di PKK Kelurahan Danukusuman: Menjaga Warisan Leluhur di Era Digital

INNNEWS— Dalam upaya melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi, PKK Kelurahan Danukusuman menggelar...

Pembukaan Rumah Belajar Pancasila Joyosuran: Wadah Baru Menggerakan Kesadaran Belajar Masyarakat

INNNEWS – Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, pagi ini menjadi saksi peristiwa...

Kasus Roy Suryo vs Jokowi: Ijazah Palsu, Pencemaran Nama Baik, dan Dugaan “Kasus Sandera”

Perseteruan hukum antara Roy Suryo dan kawan-kawan (Roy cs) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi)...