HomeHeadlineMonster Nepotisme Masih Ada di Mahkamah Konstitusi 

Monster Nepotisme Masih Ada di Mahkamah Konstitusi 

Published on

spot_img

 342 total views

JAKARTA – Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) mendatangi gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa, 26 Maret 2024 untuk sampaikan keprihatinan mereka kepada para hakim MK yang masih tersandera kasus nepotisme eks ketua hakim konstitusi, Anwar Usman.

Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Selestinus dalam keterangannya di gedung MK mengatakan, masih ada monster nepotisme di MK yang membayangi hakim lainnya.

“Karena monster nepotisme itu masih ada di sini setiap saat membayangi 8 hakim konstitusi yang kemarin itu sempat ribut yang sampai saat ini belum terselesaikan,” ucap Petrus.

TPDI lantas mendesak para hakim MK untuk memberikan pernyataan resmi bahwa seluruh hakim sudah terbebas dari campur tangan penguasa.

TPDI memberikan tenggat waktu hingga esok hari sebelum sidang perdana sengketa pemilu digelar, Rabu (27/3).

“Harusnya mereka harus dalam keadaan bebas dulu. Atau besok sebelum sidang, mereka harus mendeklarasikan diri bahwa mereka benar-benar dalam keadaan bebas,karena fakta menunjukkan bahwa mereka tidak bebas dan tidak mereka karena nepotisme masih melekat di dalam tubuh Mahkamah Konstitusi,” imbuh Petrus.

Diketahui Anwar Usman ipar presiden Joko Widodo alias Jokowi dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Hakim Konstitusi lantaran meloloskan ponakannya Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres di Pilpres 2024 dengan pasal kontroversi.

Selain pencopotan, Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) juga memutuskan Anwar Usman tidak bakal terlibat dalam memutus sengketa Pilpres 2024. Namun Anwar masih bisa ikut dalam sidang gugatan PHPU Pileg 2024.

 

Artikel Terbaru

Dari Praktik Money Politik hingga Dapat Kekuasaan, Lalu Mundur Gara-gara Es Teh

INN NEWS  - Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman, dikenal sebagai Gus Miftah, Belakangan ini, pemuka agama tersebut kembali menuai kontroversi yang memicu perdebatan di masyarakat setelah menyindir pedagang es teh saat mengisi pengajian di Magelang, Jawa Tengah baru-baru ini. 

Gus Miftah Mundur dari Utusan Presiden Usai Olokkan ke Penjual Es Teh Viral

INN NEWS - Dengan menahan tangisnya, Pendakwah Gus Miftah mundur dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan dan Pembinaan Sarana Keagamaan usai viral dan dikecam berbagai pihak karena mengolok pedagang es teh, Sunhaji baru-baru ini.

Pilkada Jakarta Bawa Harapan untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2024 telah menjadi sorotan penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah dari formulir C hasil TPS KPU oleh Jaga Suara, pasangan Pramono Anung - Rano Karno unggul di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan angka yang konsisten melampaui 50% di berbagai daerah.

Hindari ‘Bozo Explosion’, Studi Kasus Kabinet Gemuk di Indonesia

RISET - Guy Kawasaki pernah mengatakan, "A-players hire A-players; B-players hire C-players, and it goes downhill from there." Fenomena yang ia sebut "bozo explosion" menggambarkan bagaimana pemimpin yang tidak kompeten cenderung memilih orang-orang yang lebih lemah demi mengamankan posisi mereka. 

artikel yang mirip

Dari Praktik Money Politik hingga Dapat Kekuasaan, Lalu Mundur Gara-gara Es Teh

INN NEWS  - Ustaz Miftah Maulana Habiburrahman, dikenal sebagai Gus Miftah, Belakangan ini, pemuka agama tersebut kembali menuai kontroversi yang memicu perdebatan di masyarakat setelah menyindir pedagang es teh saat mengisi pengajian di Magelang, Jawa Tengah baru-baru ini. 

Gus Miftah Mundur dari Utusan Presiden Usai Olokkan ke Penjual Es Teh Viral

INN NEWS - Dengan menahan tangisnya, Pendakwah Gus Miftah mundur dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan dan Pembinaan Sarana Keagamaan usai viral dan dikecam berbagai pihak karena mengolok pedagang es teh, Sunhaji baru-baru ini.

Pilkada Jakarta Bawa Harapan untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia

JAKARTA - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta tahun 2024 telah menjadi sorotan penting dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah dari formulir C hasil TPS KPU oleh Jaga Suara, pasangan Pramono Anung - Rano Karno unggul di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan angka yang konsisten melampaui 50% di berbagai daerah.