297 total views
Iran dahulu adalah negara Islam yang pertama kali mengakui kedaulatan Israel pada tahun 1950
INN Internasional – Hubungan Iran Israel kini makin memanas usai kedua negara di Timur Tengah ini saling serang dalam sepekan ini.
Usut punya usut, Iran dan Israel sebelumnya bukan negara yang saling bermusuhan karena hubungan keduanya terbilang mesra.
Iran dahulu adalah negara Islam yang pertama kali mengakui kedaulatan Israel pada tahun 1950. Namun kini berubah sejak terjadi Revolusi Islam di Iran pada 1979.
Revolusi Islam itulah yang membuat Iran tak senang terhadap keberadaan Israel sejak 1979 dengan alasan ideologi.
Kala itu para pemimpin Iran menganggap Israel sebagai penjajah karena telah terbukti menindas Palestina. ini membuat Iran semakin garang kepada Israel dan sekutu setianya, Amerika Serikat.
Begitu pula Israel dan AS yang agresif kepada Iran. Permusuhan ini tumbuh selama beberapa dekade ketika kedua belah pihak berusaha untuk memperkuat dan mengembangkan kekuatan dan pengaruh mereka di wilayah tersebut.
Arab Saudi Prihatin Iran Serang Israel, Desak Perdamaian
Kini, Iran mendukung jaringan “poros perlawanan” yang terdiri dari kelompok-kelompok politik dan bersenjata di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Israel pun telah beberapa kali melakukan serangan terhadap Iran, baik itu melalui spionase atau sabotase.
Sejarah Rusaknya Hubungan Mesra Iran-Israel
Kondisi saling serang Iran-Israel pekan ini berkebalikan dengan peristiwa sebelumnya.
Sebelum tahun 1979 atau saat Republik Islam Iran belum berdiri, Iran-Israel merupakan sekutu mesra.
Ketika Israel diproklamirkan, banyak negara Arab yang mayoritas Muslim menentang pendiriannya. Salah satu cara untuk meredam tentangan tersebut adalah lewat kerjasama.
Di bawah kuasa, Mohammad Reza Pahlavi Iran akhirnya menyetujui proposal kerjasama diplomatik dengan Israel. Reza yang pro-Barat sedari awal telah melihat cerahnya masa depan Iran jika hubungan dengan Israel terjalin. Pasalnya, dia takut terhadap agresi Uni Soviet di Timur Tengah. Tidak menutup kemungkinan, sewaktu-waktu Iran terpengaruh oleh rezim komunis bawaan Soviet.
Jadi, sebagai upaya mencari bekingan, Iran menjalin hubungan dengan Israel pada 1953. Seperti dugaan Reza, hubungan bersama Israel membuat Iran menjadi ‘cerah’, khususnya dari segi ekonomi.
Marta Furlan dalam studi berjudul “Israeli-Iranian Relations” (2022), mengutip CNBC menjelaskan, beberapa kali Iran mendapat proyek menguntungkan hasil kerjasama Israel dan AS.
Proyek ini lantas membuat pendapatan negara meningkat pesat. Selain itu, kedua negara juga saling terlibat di sektor militer.
Pada 1960-an, misalnya, kedua negara menganggap Irak sebagai ancaman bersama. Bahkan, secara terbukti membantu gerakan Kurdi yang memberontak di Irak. Tak hanya itu, keduanya juga sempat mengerjakan persenjataan rudal bersama.
Semua itu dilakukan selama lebih kurang 20 tahun, atau saat berulangkali terjadi aksi penindasan Israel terhadap Palestina, negara yang sangat dibela oleh negara Muslim di seluruh dunia.
Namun, kemesraan itu sirna pada 1979. Revolusi Iran membuat Reza Pahlavi terguling dari kursi kekuasaan. Revolusi itu juga mengubah Iran menjadi Republik Islam Iran yang sangat garang terhadap Israel dan AS.