4,323 total views
SOLO – Membanggakan, satu kata yang terucapkan untuk Julian Welem Jalnuhuubun (22), salah satu GenZ asal Desa Taar, Kota Tual, Maluku yang baru saja menyelesaikan studi dengan predikat cumlaude di Kazan Federal University, Russia.
Julian Welem merupakan putra ketiga dari Geret Aren Jalnuhuubun dan Debora Esterlina Koljaan.
Diketahui, lulus cumlaude di Rusia berbeda dengan di Indonesia dan bukan merupakan hal yang mudah. Sebab harus memenuhi berbagai persyaratan seperti berikut:
- Menjadi top 5 di kelas selama 4 tahun berkuliah.
- Mencapai IPK 5 80% selama 4 tahun jenjang perkuliahan (IPK 5) merupakan IPK tertinggi di rusia yang setara dengan sempurna).
- IPK tidak boleh di bawah 4 sama sekali selama perkuliahan
- Harus bisa lulus 2 ujian negara atau state exam dalam bahasa rusia dengan nilai sempurna (harus keduanya, satu gagal lulus dengan sempurna tidak bisa memperoleh ijazah merah /cumlaude).
- Sidang skripsi harus dan wajib lulus dengan ipk 5/sempurna
- IPK dibawah 5 tidak boleh lebih dari 4 mata kuliah.
- Tidak boleh punya ujian remedi atau perbaikan di ujian mata kuliah utama
Berbagai persyaratan itu dipenuhi GenZ yang akrab disapa Julian hingga bisa lulus dengan diplom merah.
Prestasi yang dicapai Julian berkat ketekunan dan kerja kerasnya selama ini. Sebab bisa berkuliah di luar negeri adalah mimpinya sejak kecil.
“Bisa kuliah di Russia sebenarnya datang dari mimpi masa kecil untuk bisa tinggal di luar negeri. Dan kebetulan masuk SMA Siwalima (salah satu sekolah unggulan di Maluku) yang punya koneksi dan jangkauan alumni yang luas, salah satunya para alumni yang kuliah di Russia. Jadi ya secara langsung sudah ada jalan yang telah dibuka untuk berkuliah di Rusia,” ungkap Julian saat dihubungi INN Indonesia.
Berkat prestasinya yang luar biasa saat masih duduk di bangku SMA, Julian akhirnya bisa mendapat dukungan beasiswa dari Pemerintah Federasi Rusia.
Tidak mudah bagi Julian, sebab di Russia dia banyak sekali berjuang untuk menghadapi berbagai tantangan.
“Mulai dari cuaca yang ekstrim di musim dingin, bahasa Russia yang termasuk bahasa paling susah di dunia, culture shock, makanan yang jauh berbeda, dan sistem kuliah yang susah. Apalagi saingannya adalah orang Rusia. Dan masih banyak lagi tantangan lainnya,” cerita Julian.
Namun semua itu tak membuatnya patah semangat, sebab memang sejak awal dia sudah berketetapan untuk menyelesaikan studi demi membanggakan orang tua dan daerah.
Dukungan orang tua dan keluarga juga menjadi salah satu semangat tersendiri baginya.
“Ya, orang tua dan keluarga tetap memberikan support baik baik dalam bentuk doa, moral, maupun secara finansial,” imbuhnya.
Julian pun mengajak anak-anak muda di Kota Tual dan di seluruh Indonesia agar tidak takut untuk bermimpi besar.
Anak-anak muda tak boleh santai, harus bekerja keras untuk menggapai mimpi-mimpi besar itu.
“Kendala dan halangan bukanlah masalah jika punya niat yang kuat,” pungkasnya.