HomeTrendingSusah Berantas Judi Online, Menkomdigi Ajak Pendakwah Ceramah Lewat Konten

Susah Berantas Judi Online, Menkomdigi Ajak Pendakwah Ceramah Lewat Konten

Published on

spot_img

 312 total views

INN NEWS – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan alasan susahnya memberantas judi online (judol) di Indonesia.

Meutya menyebut, permasalahan pertama adalah terkait penutupan situs judi online. Menurutnya, hal tersebut memang membutuhkan tenaga ekstra.

“Kemudian tantangan-tantangan dalam menghadapi judi online. Tentu ini beda-beda di setiap kementerian. Saya akan bicara dari kementerian kami. Pengawasan terhadap situs-situs judi. Yang ditutup satu, tumbuh sepuluh atau tumbuh seratus. Itu memang memerlukan tenaga luar biasa,” kata dia dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (28/11).

Permasalahan berikutnya, yakni terkait kerja sama dengan perusahaan teknologi tingkat global. Meskipun komunikasi dengan perusahaan tersebut berjalan, lanjutnya, ada tantangan yang ditemukan. Misalnya, dalam menyesuaikan dan mematuhi aturan yang ada di Indonesia.

“Kemudian juga kerja sama dengan platform yang rata-rata adalah perusahaan global teknologi raksasa. Itu juga menjadi PR luar biasa. Komunikasi alhamdulillah jalan,” ujarnya.

Selanjutnya, pengganti Budie Arie itu mengajak para dai dan pendakwah MUI untuk bersama-sama memberantas judi online (judol).

Meutya Hafid mengatakan, dai dan pendakwah memiliki peranan besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait bahaya judol. Karena dalam setiap ceramahnya, dai dan pendakwah selalu menyematkan pesan moral.

“Kami mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bersama-sama memerangi judi online. Para dai memiliki peran penting dalam memberikan pencerahan kepada umat mengenai bahaya judi online, baik dari aspek agama, moral, maupun sosial,” kata Meutya dalam keterangan resminya, Jakarta, Ahad (1/12/2024).

Ia bahkan juga menyampaikan bahwa kondisi ruang digital Indonesia saat ini, sangatlah mengkhawatirkan.

Selain praktik judol yang merajalela dan sangat merugikan masyarakat, namun adapula konten negatif hingga kejahatan di ruang digital.

Para dai dan pendakwah diungkapkannya, dapat mengambil peranan strategis dalam berkolaborasi memberantas judol dan konten negatif lainnya.

Untuk itu Meutya berharap, agar ruang digital dapat dipenuhi dengan konten positif dari para dai dan pendakwah.

Artikel Terbaru

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritik Pedas Gadis Asmat: Mahasiswa Papua Jangan Salahgunakan Beasiswa Negara!

INN NEWS - Desy Boban, seorang mahasiswi asal Asmat yang menempuh pendidikan di IPB University barubaru ini menyampaikan kritik tajam dan emosional lewat media sosialnya. 

artikel yang mirip

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).