2,070 total views
KANJURUHAN – Kerusuhan terjadi setelah pertandingan pekan ke-11 Liga 1 yang mempertandingkan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.
Kerusuhan berawal dari sejumlah oknum Aremania memasuki lapangan. Pendukung setia Arena itu melakukan aksi kurang terpuji saat timnya kalah 2-3 dari rival abadinya, Persebaya.
Para pemain Persebaya langsung diminta meninggalkan lapangan menggunakan empat mobil barracuda.
Sejumlah oknum Aremania juga melemparkan sejumlah flare dan benda-benda lain ke area lapangan.
Laporan Tempo, Minggu dini hari, dua unit mobil polisi pun menjadi sasaran amukan suporter, di mana mobil K9 terbakar dan unit lainnya rusak parah dengan posisi miring.
Petugas keamanan setempat sudah berusaha mencegah kericuhan yang terjadi di Sadion Kanjuruhan. Namun karena jumlahnya tak sebanding, petugas akhirnya menambahakan gas air mata sehingga membuat suporter sulit bernapas dan pingsan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang melaporkan dalam keterangan resminya Minggu dini hari, lebih dari 120 orang dikabarkan meninggal dalam kericuhan usai pertandingan Derbi Super Jatim itu.
Pihaknya juga masih mendata jumlah korban luka yang terdapat di tiga rumah sakit kota dan kabupaten Malang.
“Lebih dari 120 orang meninggal, mereka meninggal karena caos, berdesak-desakan, terinjak-injak dan sesak napas,” ungkapnya.
Wiyanto menambahkan korban luka yang pasti lebih dari seratus dan dirujuk ke rumah sakit Saiful Anwar dan rumah sakit Kanjuruan.
Stadion berkapasitas lebih dari 42 ribu penonton itu dikabarkan rusak.


