285 total views
INN NEWS – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengklaim rakyat hidup lebih baik dan sejahtera saat dipimpin Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang adalah ayahnya sendiri.
Menanggapi hal itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menilai tidak elok jika membanding-bandingkan kepemimpinan masa lalu dengan masa sekarang.
Diketahui, hal itu disampaikan AHY saat menyinggung soal peluang baik Partai Demokrat menjelang 2024 yang kemudian membicarakan kondisi masyarakat di era kepemimpinan Presiden ke-6 RI SBY.
AHY menyinggung jika kehidupan masyarakat Indonesia saat ini sedang sulit.
“Kehidupan masyarakat kita hari ini tidak lebih baik dari dulu, betul? Kehidupan semakin sulit, kita tidak ingin membanding-bandingkan ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY dan ketika Partai Demokrat berada dalam pemerintahan nasional,” kata AHY dalam acara pelantikan DPC dan DPAC Demokrat se-DKI Jakarta di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa, 11 Oktober 2022.
“Tetapi faktanya memang demikian, bahwa ketika itu masyarakat Indonesia hidup lebih baik, lebih sejahtera, kemiskinan menurun ketika itu. Betul? Pengangguran menurun ketika itu, sekarang di sana-sini masyarakat kita hidupnya sulit bukan hanya di Pulau Jawa tetapi di seluruh Indonesia,” sambungnya.
Baca juga: Demokrat Siap Terima Puan Maharani, Sempat Panas Demokrat-PDIP
Sementara itu, Ketua DPP PKB, Daniel Johan mengatakan, setiap era pemerintahan memiliki tantangan dan keberhasilan masing-masing.
“Ojo dibanding-bandingke (jangan dibanding-bandingkan), setiap era pemerintahan memiliki tantangan dan keberhasilan masing-masing. Tidak elok jika hanya melihat masa lalu tanpa melihat keberhasilan dari pemerintahan Jokowi, baik era Jokowi-JK maupun Jokowi-Ma’ruf Amin,” kata Daniel mengutip detik.com.
Daniel memaparkan, angka kemiskinan memang menurun di akhir pemerintahan SBY. Sementara, dia tidak menampik pada era Jokowi angka kemiskinan naik dan inflasi juga meningkat lantaran pandemi COVID-19.
“Angka kemiskinan menurun di akhir pemerintahan Bapak SBY, angka kemiskinan 11,7 persen, pada pemerintahan Presiden Jokowi 9,7 persen itu pun naik karena hantaman COVID yang menyerang perekonomian Indonesia dan dunia. Pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin telah melewati masa sulit akibat wabah COVID dan pertumbuhan ekonomi perlahan mulai kembali pulih,” paparnya.
“Inflasi memang di atas 3 persen, pada Juni 2022 di atas 4 persen karena faktor eksternal seperti gangguan rantai pasok dan komoditas global yang mulai naik. Namun, pemerintah sudah berupaya agar inflasi terjaga dengan baik dan daya beli masyarakat tetap terjaga,” lanjut dia.
Anggota Komisi IV DPR itu menyebut tidak baik membandingkan pemerintahan yang satu dengan yang lainnya. Menurutnya, lebih baik agar pemerintahan berikutnya saling mengisi pemerintahan sebelumnya.
“Semua masa punya keberhasilan masing-masing, kekurangan harus menjadi PR bersama untuk diperbaiki di masa kini dan masa depan demi Indonesia yang sejahtera adil makmur sesuai dengan tujuan akhir bernegara yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.