683 total views
INN NEWS – Indonesia dipercaya memegang keketuaan ASEAN mulai 1 Januari 2023 di tengah segala situasi global yang tak menentu saat ini.
Keketuaan Indonesia mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, yang disebut relevan dan sejalan dengan sejarah ASEAN.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengatakan, secara eksternal ASEAN masih berkutat dengan dampak pandemi dan perang, juga disibukkan oleh isu Myanmar secara internal.
Sementara di waktu bersamaan, kawasan Indo-Pasifik sangat rawan menjadi medan rivalitas kekuatan besar yang semakin tajam.
“Kalau kita lihat sejak pendiriannya tahun 1967, kita tahu cerita mengenai ASEAN adalah cerita mengenai pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, keketuaan Indonesia ingin menjadikan Asia Tenggara atau ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia,” kata Retno.
Terang Retono, ada dua bagian besar dalam tema yang diusung, yaitu ASEAN Matters dan Epicentrum of Growth. Terkait ASEAN Matters, Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi rakyat ASEAN dan dunia.
Retno menegaskan, ASEAN harus mampu menghadapi berbagai tantangan, baik di kawasan maupun di dunia.
“Masa depan ASEAN harus mulai disiapkan untuk menyongsong ASEAN 2045. Selain itu, sentralitas ASEAN harus diperkuat untuk menjadi jangkar perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan,” katanya.
Lanjut Retno, untuk Epicentrum of Growth, Indonesia ingin menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia. Terlebih, selama ini pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara sering berada di atas rata-rata dunia.
Di 2023, ekonomi ASEAN diproyeksikan tumbuh 4,7 persen (ADB), lebih baik dari ekonomi dunia 2,7 persen (IMF).
Lalu untuk menopang pertumbuhan, kerja sama di ASEAN akan terus ditingkatkan, khususnya di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan stabilisasi keuangan. Selain itu, Indonesia juga akan memberikan perhatian khusus terhadap implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP).


