808 total views
INN NEWS – Ganjar Pranowo resmi ditunjuk sebagai capres dari PDI Perjuangan (PDIP) baru-baru ini. Pengumuman ini cukup mengubah peta perpolitikan nasional.
Kursi strategis lainnya yang sampai hari ini masih tanda tanya adalah kursi cawapres alias pendamping Ganjar Pranowo. Nama-nama seperti Erick Tohir, Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno sempat disebut oleh Jokowi sebagai tokoh-tokoh yang cocok dampingi Ganjar.
Nama Prabowo yang akhir-akhir ini unggul dalam elektabilitas digadang-gadang menjadi salah satu yang ideal. Namun, nampaknya belum ada yang berhasil merayu Prabowo untuk duduk di kursi cawapres mendamping Ganjar.
Sebelumnya, telah terbentuk koalisi besar yang terdiri dari PAN, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Arah langkah koalisi besar ini kemudian menjadi dipertanyakan.
Partai Gerindra, melalui Wakil Ketua Umum Fadli Zon, berharap Prabowo Subianto menjadi capres dari koalisi besar. Fadli juga menyebut Prabowo sebagai jalan tengah antara Ganjar dan Anies, artinya sebagai sosok yang diterima semua pihak baik yang kanan maupun kiri.
“Mudah-mudahan (sinyal koalisi besar dukung Prabowo capres). Ya kita lihat, pasti nanti ada hitung-hitungan dalam arti strategi, taktik, dan sebagainya,” kata Fadli di kawasan Jakarta Selatan (23/4)
Pernyataan Fadli ini ditegaskan kembali oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyatakan bahwa Prabowo diusung untuk menjadi capres, bukan cawapres.
Kader Gerindra tentu berjuang mempersiapkan diri untuk pemenangan beliau (sebagai capres),” kata Muzani, mengutip Tempo (26/4).
Baca juga: Hari Ini Partai Persatuan Pembangunan Umumkan Capres, Ini Kandidat Terkuat
Kemana Dukungan Koalisi Besar akan Berlabuh?
Sementara itu, Ketua Umum Partai Partai Amanat Nasional, Zuklifli Hasan tampak menginginkan adanya “kekompakan” dalam partai pengusung Jokowi. Dalam wawancara dengan Kompas TV (26/4), Zulhas mengungkap harapan untuk melanjutkan program-program pemerintahan kini bersama partai pengusung Jokowi di Pemilu sebelumnya.
“Saya ingin komitmen kebangsaan itu, partai-partai pendukung Pak Jokowi kan ada PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, PAN, PPP, itu syukur-syukur bisa bareng-bareng,” ujarnya.
Adapun partai lainnya yang tergabung, yaitu PKB, Partai Golkar, dan PPP masih memiliki sikap politik dari internal partai masing-masing. Masih belum dapat ditebak kemana dukungan koalisi besar akan berlabuh; akankah PDIP menjadi poros dalam koalisi besar, atau koalisi ini akan gembos karena adanya poros yang lain?
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas menilai perekat utama koalisi adalah figur calon presiden, bukan oleh ideologi atau platform ideologi atau agenda kebijakan yang dijual partai.
“Magnet utamanya adalah tokoh dengan elektabilitas tinggi. Partai-partai akan cenderung berkerumun di sekitar tokoh potensial tersebut,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (24/4).
Koalisi yang sudah solid terbentuk adalah Nasdem-Demokrat-PKS, yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Dengan elektabilitas dan dukungan kepada Prabowo Subianto kembali menguat, maka kemungkinan skenario terbentuknya poros tengah dengan Prabowo sebagai capres diusung Partai Gerindra dan PKB. Jika skenario tersebut terwujud, koalisi KIB yang terdiri dari Partai Golkar, PPP, dan PAN perlu menentukan arah langkah politiknya.
Saat ini, dua partai PSI dan Partai Hanura telah terang-terangan menyatakan dukungannya kepada capres PDIP Ganjar Pranowo. Hingga saat ini, masih ada banyak kemungkinan keputusan parpol yang dapat mengubah poros dukungan dan peta politik nasional.
Setelah sebelumnya koalisi besar telah melakukan pertemuan tertutup pasca diumumkannya Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP (22/4), Zulhas menyatakan bahwa koalisi besar akan kembali bertemu untuk mengadakan meeting lanjutan. Kali ini ia mengungkapkan PDIP akan turut dilibatkan dalam pertemuan tersebut.
“Kan sekarang lagi pada libur, ada yang , kalau bisa minggu-minggu ini bisa ada pertemuan lanjutan enam partai politik yang saya sebut tadi (Partai Gerinda, PPP, PKB, PAN, Partai Golkar, dan PDIP),” katanya dikutip dari Kompas TV, Rabu (26/4).