406 total views
INN NEWS – Partai Demokrat kini mulai berancang-ancang jika Anies Baswedan tak kunjung mengumumkan calon wakil presiden (cawapres) yang akan maju bersamanya di pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Jika kondisi tersebut hingga Juni mendatang tidak berubah, maka Demokrat akan memikirkan opsi lain.
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menegaskan hal tersebut kepada wartawan, Selasa, 23 Mei 2023 setelah menjawab pertanyaan soal elektabilitas Demokrat yang mengalami penurunan dalam Survei Litbang Kompas.
Dia mengakui Survei Litbang Kompas juga merupakan salah satu rujukan sehingga perlu diperhatikan.
“Memang kita ada penurunan tapi sedikit ya, dan hampir semua parpol mengalami penurunan, dan cukup dalam, kecuali Gerindra dan PDIP yang stabil, bahkan Gerindra cukup naik,” kata Andi.
Meski begitu, Andi menerangkan, Demokrat belum mengetahui alasan tiba-tiba mengalami penurunan pada survei Litbang Kompas itu.
Sejumlah Faktor yang Diduga Jadi Penyebab Menurut Andi:
“Kita belum begitu jelas kenapa Partai Demokrat mengalami penurunan, bahkan sejak 14 persen itu. Sedang kita pelajari apa penyebabnya, apakah di bawah, yaitu struktur organisasi atau di isu politik atau soal koalisi atau gabungan ketiganya,”.
“Ini sedang kita pelajari bersama karena penurunan ini tentu pasti ada penyebabnya ya, sedang kami pelajari. Rasanya kami tidak banyak lakukan kesalahan, kecuali memang koalisi memang belum terbentuk,”.
Faktor Capres dan Cawapres yang Tak Kunjung Dideklarasikan Koalisi Perubahan
Menurut Andi, hal tersebut juga mempengaruhi elektabilitas Demokrat, NasDem dan PKS.
“Mungkin hipotesanya soal koalisi, kalau koalisi segera terbentuk, maksudnya capres cawapresnya deklarasi, kalau menurut survei Kompas ini kan ada kemungkinan Partai Demokrat dan pendukung Koalisi Perubahan akan naik, tapi juga masih hipotesa mengandaikan bahwa itu ada coattail effect. Sedang kita pelajari,” kata Andi.
Andi berdasarkan dugaan-dugaan tersebut nyaris menyuarakan bahwa partainya tengah memikirkan opsi lain jika situasi ini tidak berubah sampai Juni 2023. Dia menyebut tak kunjung dideklarasikannya Cawapres Anies berdampak pada elektabilitas partai pengusungnya.
“Sedang kita pelajari dan memang kami menargetkan bulan Juni akan ada deklarasi, kalau bulan Juni tak akan ada deklarasi, maka akan sulit buat partai partai pendukung seperti NasDem, PKS dan Demokrat, paparnya.
NasDem Respon Demokrat: Karena Tidak Mendapat Kepastian AHY Jadi Cawapres
Meresponi Andi dari Demokrat, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali menilai Demokrat melakukan hal tersebut lantaran tidak mendapat kepastian ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres
“Atau mungkin bisa jadi karena ketidakpastian AHY jadi wapres, atau dia ingin mengatakan bahwa kalau Anies tidak dengan AHY, kami akan keluar,” kata Ali.
Diterangkan Ali, sejak awal partai di KPP sudah sepakat untuk membentuk kerja sama. Bahkan, berdasarkan piagam perjanjian, setiap partai menyerahkan keputusan cawapres kepada Anies Baswedan.
“Memberikan mandat kepada Anies untuk memilih cawapresnya. Nah, mandat itulah yang hari ini dan digunakan Anies untuk melakukan seleksi untuk mencari kira-kira (cawapres) yang pas,” tutur Ali.
Ia mengatakan turunnya elektabilitas Partai Demokrat di Litbang Kompas juga dialami oleh NasDem. Ia menilai bisa saja penurunan itu lantaran ada partai yang ingin memaksakan kadernya menjadi pendamping Anies.
“Kalau kemudian mengenai ini kan survei Kompas terakhir kan, ada penurunan atau suara Demokrat agak menurun kan, termasuk NasDem, terus menjadi alasan itu, ya saya berpikir lain juga,” tutur Ali.
“Jangan-jangan Anies ini tidak naik surveinya dan kemudian partai-partai yang berkoalisi turun surveinya karena ada partai yang sudah secara terbuka memasang-masangkan, terkesan memasangkan Anies dengan kader tertentu,” sambungnya.
Menurutnya, supaya asumsi seperti itu tak beredar, sudah semestinya anggota partai di KPP tak menyampaikan pernyataan yang membuat gaduh.
“Supaya kita tidak membangun asumsi yang kemudian membuat kegaduhan, yang berpotensi membuat keretakan di internal koalisi. Sebaiknya semua kader atau parpol konsisten saja dengan pernyataan tunduk ketumnya. Bahwa kenapa kemudian partai politik selalu ditempatkan sebagai institusi yang tidak dipercaya rakyat karena inkonsistensi itu. Jadi hari ini bicara mendukung Anies tanpa syarat, eh besok ketika tidak diuntungkan saya mundur deh,” imbuhnya.
PKS Mengaku Hargai Keputusan Demokrat
PKS yang juga mengusung Anies Baswedan bersama Demokrat dan NasDen ikut buka suara. Juru Bicara PKS Muhammad Kholid menegaskan sampai saat ini Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) solid.
“Sejauh ini sih baik-baik saja komunikasinya tidak ada pesan ancaman. Mas AHY, Pak Syaikhu dan Bang Surya sangat bagus, kompak dan solid,” ujar Kholid kepada wartawan, mengutip detik.
Kata dia, partainya menghormati sikap Partai Demokrat. Namun, dia berkata PKS tetap akan berkomitmen dengan KPP. “Kami tentu menghormati sikap Partai Demokrat jika memang itu menjadi pilihan politiknya,” katanya.
“Insyaallah, PKS akan komitmen bersama KPP. Kami bertekad ‘berlayar bersama KPP’ mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai Capres RI,” tambahnya.