HomeGlobalLimbah Nuklir Jepang Bikin Panik Negara-negara Tetangga

Limbah Nuklir Jepang Bikin Panik Negara-negara Tetangga

Published on

spot_img

 882 total views

INN NEWS – Dalam beberapa hari terakhir, dunia dihebohkan dengan rencana pelepasan limbah nuklir oleh Jepang.

Wacana ini sudah bergulir sejak lama dan Jepang mengaku telah mempertimbangkan aspek-aspek seperti keamanan dan lingkungan sebelum melaksanakan rencana ini.

Dilansir dari BBC, Sejak bencana tsunami 2011, perusahaan pembangkit listrik Tepco memompa air untuk mendinginkan batang bahan bakar reaktor nuklir Fukushima.

Artinya, setiap hari pembangkit itu menghasilkan air terkontaminasi, yang disimpan dalam tangki besar. Saat ini telah 1.000 tangki terisi, dan Jepang mengatakan ini bukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Tepco dan pemerintah Jepang telah melakukan penelitian yang membuktikan bahwa air yang dibuang tidak akan menimbulkan risiko bagi manusia dan kehidupan laut.

Hal ini juga yang membuat Badan Tenaga Atom Internasional atau IAEA (International Atomic Energy Agency) memberikan lampu hijau untuk pembuangan limbah ke laut.

“Kami tidak mempunyai solusi jitu yang bisa meredakan keraguan masyarakat, tetapi kami akan membuka kantor permanen di sini untuk meninjau perkembangan dari pelepasan limbah ini. Kami akan tinggal di sini selama beberapa dekade mendatang. Sampai tetes air terakhir yang dibuang,” ungkap Direktur IAEA Rafael Grossi berusaha meyakinkan masyarakat, saat berkunjung ke Fukushima, Jepang (5/7) dikutip oleh Kompas.

Menuai Reaksi Beragam dari Negara-negara

Hingga saat ini, rencana pembuangan limbah nuklir Jepang ke laut masih menuai pro kontra baik dari lembaga non pemerintah, hingga negara-negara tetangga. Lembaga aktivis lingkungan Greenpeace menentang aksi ini dengan merilis laporan yang mencurigai proses pengolahan limbah Tepco.

Sementara itu, Korea Utara mengecam Jepang dan IAEA atas rencana tersebut. Negara ini bahkan meminta masyarakat internasional untuk menghentikan tindakan “jahat” ini.

“Masyarakat internasional yang adil tidak boleh duduk dan menonton tindakan jahat, anti-kemanusiaan, dan memicu perang oleh kekuatan korup yang mencoba mengganggu rumah manusia,” kata Departemen Perlindungan Lingkungan Korea Utara dilansir CNN Internasional (9/7).

Sama halnya dengan Korut, China juga menolak rencana Jepang ini hingga memberikan sanksi yaitu melarang impor makanan dari 10 prefektur Jepang.

Bea Cukai China juga melakukan pengawasan ketat terhadap kemungkinan kontaminasi bahan-bahan makanan dari limbah nuklir, terutama produk akuatik.

Sedangkan protes juga terjadi di level grassroots pada masyarakat Korea Selatan. Ratusan masyarakat berunjuk rasa tepat saat Direktur IAEA melakukan kunjungan ke Korsel membahas kekhawatiran publik soal isu ini (5/7).

“Selain membuang (limbah) ke laut, ada opsi untuk menyimpannya di tanah mereka, dan ada opsi lain yang disarankan,” kata Han Sang-jin, juru bicara Konfederasi Serikat Pekerja Korea.

Berbeda dengan masyarakat, serta pemerintah Korut dan China, Pemerintah Korsel menyatakan dukungan kepada Jepang atas langkah pembuangan limbah ke laut. Hal ini berdasarkan hasil kunjungan tim ilmuwan yang berkesempatan ke Fukushima pada bulan Mei.

Respon Jepang

Menanggapi reaksi dari negara-negara ini, Jepang dan Tepco berjanji akan menjelaskan secara sains tentang proses pengolahan limbah yang mereka lakukan. Perdana Menteri Fumio Kishida juga memastikan segala prosesnya akan dilakukan dengan “tingkat transparansi yang tinggi”.

Hingga saat ini, protes dari negara-negara tetangga masih dilayangkan dan negosiasi antar negara masih secara intensif dilakukan oleh Jepang. Belum ada keputusan mengenai kapan waktu pasti Jepang akan membuang limbah nuklirnya ke laut.

Menurut beberapa laporan, dengan diberikannya persetujuan dari IAEA maka Jepang dapat mulai melepas air limbah di bulan Agustus.

Artikel Terbaru

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

Malang – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point...

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

INNNEWS – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point (MCP),...

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Trump Gaza Plan: Antara Tuduhan Kolonialisme dan Jalan Keluar Gaza

Di abad ke-21, kata “kolonialisme” masih terus digunakan sebagai senjata retoris. Setiap intervensi Barat...

artikel yang mirip

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

Malang – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point...

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

INNNEWS – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point (MCP),...

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.