HomeHeadlineAdian: Projo Deklarasi Dukung Prabowo Dalam Situasi Panik dan Salah Tafsir Gestur...

Adian: Projo Deklarasi Dukung Prabowo Dalam Situasi Panik dan Salah Tafsir Gestur Jokowi

Published on

spot_img

 346 total views

INN NEWS – Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menyentil keputusan relawan Pro Joko Widodo (Projo) yang secara cepat memberikan dukungan ke Bacapres Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto sebagai Capres di Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Adian melalui sebuah rekaman suara di Kantor PDIP Jawa Timur baru-baru ini , diterima Selasa, 17 Oktober 2023 siang.

Wakil Koordinator Tim Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo itu menilai Projo dalam keadaan panik kala itu hingga membuat keputusan terburu-buru.

Menurutnya Projo dalam kondisi bingung dan panik.

Buktinya, acara Rakernas ke-6 Projo ditutup lebih awal. Harusnya agenda Rakernas itu berlangsung 2 hari yakni 14-15 Oktober 2023, namun keburu diakhiri dan dilanjutkan deklarasi di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

“Kemarin kan bingung. Kan seharusnya acaranya 2 hari, 14-15 (Oktober). Tiba-tiba ditutup hari pertama doang. Dari situ sudah bingung, sudah panik. Sudah galau lah,” kata Adian.

Adian menyebut Projo terburu-buru mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo di Pilpres 2024.

Menurutnya, Projo sudah salah menafsirkan gestur Jokowi yang memukul gong sebanyak delapan kali saat membuka Rakernas Projo.

“Delapan kali (pukul) gong itu untuk pemilihan presiden ke-8. Mereka berpikir sesuai keinginan mereka bahwa pukulan 8 kali gong itu 08 (Prabowo). Bukan, itu presiden ke-8,” tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Projo Budi Arie menilai pukulan gong sebanyak 8 kali yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Rakernas ke-VI memiliki makna atau menandakan sinyal dukungan untuk Prabowo Subianto yang selama identik dengan angka 08.

“Sabar gimana itu sudah gongnya 8 kali, gong 8 kali masa bukan sinyal?” Ujar Budi Arie usai deklarasi Prabowo sebagai capres 2024 di Kertanegara IV, Jakarta Selatan, melansir detikNews, Sabtu (14/10).

Budi pun mengartikan pukulan 8 kali itu mengarah kepada 08. Di mana, 08 merupakan sandi yang tersemat pada diri Prabowo ketika masih aktif di Komando Pasukan Khusus.

 

Artikel Terbaru

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritik Pedas Gadis Asmat: Mahasiswa Papua Jangan Salahgunakan Beasiswa Negara!

INN NEWS - Desy Boban, seorang mahasiswi asal Asmat yang menempuh pendidikan di IPB University barubaru ini menyampaikan kritik tajam dan emosional lewat media sosialnya. 

artikel yang mirip

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).