HomeTrendingAnies: Pemerataan itu Bangun Kota Kecil jadi Besar, Bukan Satu Kota di...

Anies: Pemerataan itu Bangun Kota Kecil jadi Besar, Bukan Satu Kota di Tengah Hutan 

Published on

spot_img

 714 total views

SOlO – Calon presiden (Capres) Anies Baswedan menyebut pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang digagas di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menimbulkan isu ketimpangan baru.

Hal itu disampaikan eks Gubernur DKI Jakarta itu baru-baru ini saat berbicara di dialog publik Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo.

Menurut Anies, IKN bukanlah sebuah bentuk pemerataan di Indonesia. Sebab, pemindahan ibu kota itu justru menambah masalah baru.

“Ketika tujuan membangun kota baru dengan tujuan pemerataan, itu tidak menghasilkan pemerataan yang baru. Mengapa? Itu akan menghasilkan kota baru yang timpang dengan daerah-daerah di sekitarnya,” kata Anies.

Seharusnya jika tujuannya untuk pemerataan maka yang dapat dilakukan adalah membangun kota kecil menjadi menengah dan menengah menjadi besar di Indonesia.

“Jadi antara tujuan mau memeratakan Indonesia tidak, kalau mau memeratakan Indonesia maka bangun kota kecil jadi menengah, kota menengah menjadi besar di seluruh wilayah Indonesia, bukan hanya membangun satu kota di tengah-tengah hutan,” tambahnya.

Anies menerangkan, membangun kota besar di tengah hutan bakal membuahkan permasalahan baru, yakni ketimpangan. Sehingga pembangunan IKN justru bertolak belakang dengan tujuan pemerataan dari pemerintah.

Harusnya, kata Anies, pemerintah seharusnya membesarkan kota yang ada di seluruh Indonesia.

“Karena membangun 1 kota di tengah hutan itu sesungguhnya menimbulkan ketimpangan yang baru. Jadi antara tujuan dengan langkah yang dikerjakan itu nggak nyambung,” paparnya.

Kami melihat di sini problem, karena itu ini harus dikaji secara serius karena tujuan kita Indonesia yang setara, Indonesia yang merata,” tutup Anies.

Artikel Terbaru

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

Malang – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point...

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

INNNEWS – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point (MCP),...

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.

Trump Gaza Plan: Antara Tuduhan Kolonialisme dan Jalan Keluar Gaza

Di abad ke-21, kata “kolonialisme” masih terus digunakan sebagai senjata retoris. Setiap intervensi Barat...

artikel yang mirip

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

Malang – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point...

Lewat Open Booth Perdana di MCP Malang, Sekolah Programming Indonesia Kenalkan Pola Pikir Computational Thinking pada Anak

INNNEWS – Sekolah Programming Indonesia (SPI) resmi membuka booth perdananya di Malang City Point (MCP),...

InFest 2025: Melatih Generasi Pencipta Teknologi, Bukan Sekadar Pengguna

Dunia sedang berubah cepat, dan Indonesia tak boleh tertinggal. Di tengah derasnya arus teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Sekolah Programming Indonesia (SPI) bersama Imadeo Learning Center dan Eco Village menghadirkan InFest (Innovation Festival), sebuah ajang kompetisi dan pameran inovasi yang bertujuan menumbuhkan pola pikir kreatif dan kolaboratif di kalangan generasi muda.