221 total views
SOLO – Menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) 2024, sejumlah nama besar mulai jadi bahan perbincangan publik hingga lembaga-lembaga survei.
Indeks Data Nasional (IDN) baru saja menunjukkan hasil survei yang memprentasikan kandidat-kandidat yang mau maju bertarung di Pilgub Jateng 2024 hingga respon masyarakat.
Dalam paparan hasil survei IDN di Jakarta Selatan, Senin, 15 Juli 2024, Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi menjadi salah satu kandidat dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi.
Meski begitu, IDN mengungkapkan bahwa hasil survei juga menunjukkan bahwa dia juga merupakan calon yang paling tidak diharapkan oleh masyarakat Jateng.
“Masyarakat Jawa Tengah paling banyak tidak mengharapkan Ahmad Luthfi sebagai calon Gubernur,” kata Direktur Eksekutif IDN, Syifak Muhammad Yus dalam paparannya.
Tingginya angka masyarakat yang tidak berharap pada Luthfi berbanding lurus dengan tingkat popularitas, kesukaan, dan ketidaksukaan terhadapnya.
Popularitas Ahmad Luthfi mencapai 61,1 persen dan tingkat kesukaan terhadapnya sebesar 88,5 persen.
Namun, ada 5,4 persen masyarakat yang tidak menginginkan Luthfi menjadi gubernur.
“Nah angka 5,4 persen ini paling tinggi dibanding kandidat lain,” kata Syifak dalam keterangannya.
Setelah Luthfi, nama Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul berada di posisi kedua sebagai calon yang paling tidak diharapkan dengan 4,8 persen, disusul oleh FX Hadi Rudyatmo dengan 3,8 persen, dan Yusuf Chudlori dengan 2,3 persen. Kandidat lain memiliki tingkat ketidakharapan yang lebih rendah.
Adapun Ahmad Luthfi menempati posisi teratas dalam beberapa simulasi dengan elektabilitas 17 persen.
Nama-nama lain yang memperoleh elektabilitas signifikan setelah Luthfi adalah Sudaryono dengan 13,6 persen, Taj Yasin Maimoen 11,8 persen, dan Bambang Wuryanto atau Pacul 7,3 persen.
Menurut survei yang dilakukan pada periode 30 Juni hingga 7 Juli 2024 ini, sekitar 55,2 persen pemilih belum menentukan pilihan mereka.
Survei ini juga mengungkap elektabilitas Ketua DPP PSI yang juga putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Kaesang Pangarep.
Kaesang hanya memperoleh elektabilitas 0,7 persen dalam simulasi terbuka.
“Pilihan masih belum stabil dan pasti. Sekitar 59.9 persen merupakan pemilih lemah yang mungkin merubah pilihannya nanti,” kata Syifak.
Dalam simulasi pasangan calon, Ahmad Luthfi tampil dominan meski menghadapi tantangan persepsi negatif dari sebagian pemilih.
Dalam skenario pertama, pasangan Ahmad Luthfi – Sudaryono unggul dengan 58,7 persen suara, jauh di atas pasangan Hendrar Prihadi – Taj Yasin Maimoen yang hanya meraih 22,3 persen suara. Kemudian sebanyak 19 persen responden masih belum menentukan pilihan mereka.
Skenario kedua menempatkan pasangan Sudaryono – Umi Azizah dengan 39 persen suara, sedikit mengungguli pasangan Hendrar Prihadi – Taj Yasin Maimoen yang memperoleh 35,7 persen suara. Dalam skenario ini, 25,3 persen responden memilih untuk tidak memberikan jawaban.
Skenario ketiga menunjukkan persaingan ketat antara pasangan Ahmad Luthfi – Taj Yasin Maimoen dan pasangan Sudaryono – Bambang Wuryanto. Ahmad Luthfi dan Taj Yasin mendapatkan 38,6 persen suara, unggul tipis dibandingkan Sudaryono dan Bambang Wuryanto yang meraih 37,4 persen suara. Sebanyak 24 persen responden belum menentukan pilihan mereka.
Diketahui, Survei IDN melibatkan wawancara tatap muka dengan responden di 120 desa/kelurahan di 35 kabupaten/kota di Jateng, dengan total 1.200 responden.
Metode yang digunakan adalah random bertingkat dengan margin of error ±2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.