198 total views
INN Internasional – Hamas murka besar atas kematian pemimpinnya, Ismail Haniyeh yang diserang saat sedang berada di Iran pada Rabu (31/7) waktu setempat.
Hamas menyebut kematian Haniyeh sebagai pembunuhan dan menegaskan hal itu “tidak akan dibiarkan begitu saja”.
Dilaporkan Al Arabiya, Rabu (31/7/2024), pejabat senior Hamas Moussa Abu Marzouk yang dikutip televisi Al-Aqsa TV yang dikelola Hamas menyebut pembunuhan Haniyeh di Teheran sebagai “tindakan pengecut yang tidak akan dibiarkan begitu saja”.
Seorang pejabat Hamas lainnya, Sami Abu Zuhri secara terpisah mengatakan bahwa pembunuhan tersebut merupakan eskalasi besar yang tidak akan mencapai tujuannya, seperti dikutip Reuters.l
Mereka engonfirmasi bahwa Haniyeh yang merupakan pemimpin politik mereka tewas dalam serangan Israel di wilayah Iran, usai dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7).
“Saudara-saudara, para pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, pemimpin gerakan ini, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah dia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru (Iran),” sebut kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza dalam pernyataannya.
Kematian Haniyeh juga diumumkan oleh Garda Revolusi Iran, yang merupakan sekutu Hamas. Disebutkan oleh Garda Revolusi Iran bahwa kediaman yang ditinggali Haniyeh di Teheran diserang dan dia terbunuh bersama salah satu pengawalnya.
“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya mati syahid,” sebut Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.
Garda Revolusi Iran menambahkan bahwa serangan yang menewaskan Haniyeh itu sedang diselidiki lebih lanjut.
“Penyebabnya sedang diselidiki dan akan segera diumumkan,” imbuh pernyataan tersebut.
Belum ada klaim dari kelompok mana pun soal serangan yang menewaskan Haniyeh ini. Israel juga belum memberikan komentarnya.