HomeTrendingPemenang Putra Putri Solo 2024: Riyan Mustaqim dan Lintang Kusuma Dewi

Pemenang Putra Putri Solo 2024: Riyan Mustaqim dan Lintang Kusuma Dewi

Published on

spot_img

 492 total views

SOLO – Pemilihan Putra-Putri Solo 2024 telah memasuki Grand Final yang berlangsung meriah di Taman Balekembang, Jumat malam (2/8/2024).

Ajang bergengsi yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu menobatkan Perdana Riyan Mustaqim dan Lintang Kusuma Dewi sebagai pemenang Putra Putri Solo 2024.

Keduanya terpilih dari sepuluh pasang finalis yang berkompetisi dengan sangat ketat.

Mengusung tema “Ngelmu Laku Rahayu”, pemilihan Putra Putri Solo tahun ini bertujuan menemukan individu terbaik yang akan menjadi duta wisata Kota Surakarta.

Tema ini memiliki makna mendalam, sebagaimana dijelaskan oleh Project Leader Putra Putri Solo 2024, Gusti Raden Ajeng (GRAj) Putri Purnaningrum.

“Ngelmu laku rahayu dapat diartikan sebagai ilmu yang diimplementasikan dalam tindakan nyata untuk mencapai kehidupan yang selamat, tentram, dan bahagia,” ujarnya.

GRAj Putri Purnaningrum menekankan pentingnya generasi muda, khususnya finalis Putra Putri Solo, untuk memahami dan mengamalkan konsep ngelmu laku rahayu dalam kehidupan sehari-hari.

Baginya, ilmu yang diperoleh bukan hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan juga untuk kebaikan masyarakat dan lingkungan sekitar.

“Dalam konteks budaya dan pariwisata, ngelmu laku rahayu mengajarkan kita untuk terus belajar dan mengerti nilai-nilai budaya di sekitar kita, serta menerapkannya dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya tersebut,” ujarnya.

Sebagai duta budaya, Putra dan Putri Solo 2024 diharapkan mampu menggali, memahami, dan mempromosikan kekayaan budaya Solo dengan cara yang bijaksana dan penuh tanggung jawab.

Mereka juga harus menerapkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam setiap langkah, serta menunjukkan sikap ramah, santun, dan penuh hormat kepada sesama.

“Kepedulian terhadap lingkungan juga merupakan bagian dari filosofi ngelmu laku rahayu, sehingga mereka bisa menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dan generasi muda lainnya,” katanya.

 

Artikel Terbaru

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kritik Pedas Gadis Asmat: Mahasiswa Papua Jangan Salahgunakan Beasiswa Negara!

INN NEWS - Desy Boban, seorang mahasiswi asal Asmat yang menempuh pendidikan di IPB University barubaru ini menyampaikan kritik tajam dan emosional lewat media sosialnya. 

artikel yang mirip

Cuci Tangan Kasmujo di Skripsi Jokowi, Dulu Ngaku Pembimbing Kini Ingkar 

JAKARTA – Isu mengenai keabsahan skripsi mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanaskan jagat akademik dan politik. 

PSI Buka Pendaftaran Calon Ketum, Jokowi Berpeluang Maju

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi membuka pendaftaran calon ketua umum untuk periode selanjutnya, menyusul rencana pergantian Kaesang Pangarep dari posisi tersebut.

KPK dan Polri Masih Terafiliasi Jokowi? Prabowo Diduga Andalkan Kejaksaan yang Dibackup TNI

JAKARTA –Analis politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting menilai bahwa Presiden Prabowo Subianto kini lebih mengandalkan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam penegakan hukum ketimbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), yang menurutnya masih dinilai publik terafiliasi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).