341 total views
JAKARTA – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, mengakui bahwa ia bertemu dengan Jokowi tepat satu hari sebelum Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartanto mengundurkan diri dari jabatannya.
“Oh biasalah sama Bapak Presiden, kalau Pak Presiden kan Presiden Republik Indonesia. Jadi saya harus minta apa, arahan, semua apa kan. Kalau Pak JK, ya senior saya, jadi saya harus datang silaturahmi ya,” ucap Bahlil saat merespon wartawa di IKN pada Senin (12/8).
Dalam pernyataannya, Bahlil mengonfirmasi bahwa dia bertemu secara terpisah dengan Politikus senior Golkar, Jusuf Kalla. Namun, dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait pertemuan tersebut.
Dia menyatakan bahwa pertemuannya dengan Jokowi dilakukan dalam kapasitasnya sebagai menteri dan presiden, sementara dengan JK hanya untuk bersilaturahmi.
Saat ditanya tentang kepengurusan baru Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum, Bahlil memilih tidak berkomentar. Dia mengakui sebagai kader Golkar, tetapi bukan bagian dari DPP, sehingga tidak mengetahui informasi terkait mundurnya Airlangga dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
KEKUATAN BESAR DI BALIK MUNDURNYA AIRLANGGA HARTARTO DARI KETUM GOLKAR
“Jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di sana,” ucapnya.
Dalam sebuah pesan singkat pada Senin pagi (12/8), Ari Dwipayana menyampaikan bahwa pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar adalah keputusan dan hak pribadi. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan masalah internal Partai Golkar.
Airlangga sendiri menyatakan bahwa pengunduran dirinya bertujuan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas dalam transisi pemerintahan yang akan segera terjadi.
“Dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ucap Menteri Kordinator dan Bidang Perekonomian tersebut.