HomeTrendingMundurnya Airlangga di Balik Pertemuan Bahlil dengan Jokowi dan JK

Mundurnya Airlangga di Balik Pertemuan Bahlil dengan Jokowi dan JK

Published on

spot_img

 552 total views

JAKARTA – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, mengakui bahwa ia bertemu dengan Jokowi tepat satu hari sebelum Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartanto mengundurkan diri dari jabatannya.

“Oh biasalah sama Bapak Presiden, kalau Pak Presiden kan Presiden Republik Indonesia. Jadi saya harus minta apa, arahan, semua apa kan. Kalau Pak JK, ya senior saya, jadi saya harus datang silaturahmi ya,” ucap Bahlil saat merespon wartawa di IKN pada Senin (12/8).

Dalam pernyataannya, Bahlil mengonfirmasi bahwa dia bertemu secara terpisah dengan Politikus senior Golkar, Jusuf Kalla. Namun, dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait pertemuan tersebut.

Dia menyatakan bahwa pertemuannya dengan Jokowi dilakukan dalam kapasitasnya sebagai menteri dan presiden, sementara dengan JK hanya untuk bersilaturahmi.

Saat ditanya tentang kepengurusan baru Partai Golkar setelah Airlangga Hartarto mundur sebagai Ketua Umum, Bahlil memilih tidak berkomentar. Dia mengakui sebagai kader Golkar, tetapi bukan bagian dari DPP, sehingga tidak mengetahui informasi terkait mundurnya Airlangga dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.

KEKUATAN BESAR DI BALIK MUNDURNYA AIRLANGGA HARTARTO DARI KETUM GOLKAR

“Jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di sana,” ucapnya.

Dalam sebuah pesan singkat pada Senin pagi (12/8), Ari Dwipayana menyampaikan bahwa pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar adalah keputusan dan hak pribadi. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan masalah internal Partai Golkar.

Airlangga sendiri menyatakan bahwa pengunduran dirinya bertujuan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas dalam transisi pemerintahan yang akan segera terjadi.

“Dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” ucap Menteri Kordinator dan Bidang Perekonomian tersebut.

Artikel Terbaru

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...

Pelatihan Menulis Aksara Jawa di PKK Kelurahan Danukusuman: Menjaga Warisan Leluhur di Era Digital

INNNEWS— Dalam upaya melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi, PKK Kelurahan Danukusuman menggelar...

artikel yang mirip

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...