HomeTrendingRencana PKS Tinggalkan Anies - Ketertarikkan PDIP

Rencana PKS Tinggalkan Anies – Ketertarikkan PDIP

Published on

spot_img

 439 total views

INN Indonesia – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berisiko kehilangan dukungan di Jakarta setelah menyebut pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman dalam pilkada sudah usang.

Menurut peneliti Populi Center, Usep Saepul Ahyar, kemenangan PKS di Jakarta pada pemilu legislatif sebelumnya dipengaruhi oleh efek coattail yang dimiliki Anies Baswedan. Ia menyatakan bahwa Anies memiliki basis pendukung yang cukup kuat di Jakarta.

Contohnya, Anies bersama Sandiaga Salahuddin Uno berhasil mengalahkan pasangan lain dalam Pilkada Jakarta 2017, yang juga diikuti oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat.

“Suara partai pendukung seperti NasDem dan PKB juga meningkat di Jakarta saat mendukung duet Anies-Muhaimin,” ucap Usep pada Minggu (11/08).

Namun di sisi lain, PKS tengah menjalin komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukung mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Sebelumnya, PKS telah mengumumkan dukungannya kepada Anies, namun belum berhasil membentuk koalisi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyatakan akan menghormati keputusan apapun yang diambil oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pilgub Jakarta 2024.

Saat ini, Anies menegaskan bahwa dirinya akan menghargai setiap proses yang berlangsung di partai politik.

“Saya akan menghormati putusan (PKS) yang akan datang, sebagaimana saya menghormati putusan yang kemarin,” ucap Anies.

Sebelumnya pada 29 Juni, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto sempat menyatakan kemungkinan mendukung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta 2024. Bahkan, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani juga menggambarkan Anies sebagai figur yang menarik.

Namun, Hasto menegaskan bahwa keputusan koalisi PDI-P di beberapa provinsi strategis, termasuk Jakarta, masih menunggu instruksi dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Selain  itu Hasto juga menanggapi terkait upaya untuk menghalangi Anies dalam Pilgub Jakarta 2024 muncul sebagai respon atas pertanyaan mengenai PKS yang meninggalkan Anies dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Hasto menyebut bahwa jika laporan tentang upaya penjegalan ini benar, maka dia menilai demokrasi di Indonesia sedang tidak berjalan dengan baik.

Artikel Terbaru

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...

Pelatihan Menulis Aksara Jawa di PKK Kelurahan Danukusuman: Menjaga Warisan Leluhur di Era Digital

INNNEWS— Dalam upaya melestarikan budaya lokal di tengah arus modernisasi, PKK Kelurahan Danukusuman menggelar...

artikel yang mirip

AI sebagai Komposer Baru: Krisis, Revolusi, dan Reinterpretasi Musikalitas

I tidak hanya membantu merekam melodi yang sudah kita buat; ia bisa mengajukan melodi, membuat harmoni, memproduksi beat utuh, bahkan menciptakan lirik yang secara emosional resonan—dan kini, ia bahkan memiliki "wajah" dan "suara" yang menghasilkan miliaran Rupiah.

Ketika Seorang Sukidi Membunyikan Alarm, dan Gereja Justru Diam

INNNEWS - Tulisan Sukidi di harian Kompas berjudul “Alarm bagi Demokrasi” (13 November 2025)...

Suara Kegusaran di Tengah Euforia Penetapan Soeharto Sebagai Pahlawan

INNNEWS - Hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, Presiden Prabowo Subianto resmi menganugerahkan...