92 total views
JAKARTA – PDIP resmi menunjuk Pramono Anung dan Rano Karno sebagai bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.
Pasangan ini resmi menjawab tanya siapa yang akan diusung PDIP sekaligus membantah bahwa Anies Baswedan yang akan dicalonkan.
Meski demikian, PDIP menuai pro kontra di media sosial. Sebagian besar warganet mengaku kaget dengan keputusan partai banteng ini.
Mereka juga melontarkan sentimen negatif terhadap PDIP.
Pasalnya, sekalipun punya jabatan mentereng dan karir politik yang mumpuni, Pramono ini tak populer, bahkan tak pernah muncul dalam survei manapun.
Selain itu, Pramono ini merupakan orang terdekat Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hubungan sedang memanas dengan PDIP.
Siapa Pramono Anung?
Pada awal Era Reformasi 1989, ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan memulai kariernya sebagai anggota partai dari level bawah.
Ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kepanitiaan di partai berlambang banteng ini.
Pada tahun 2000, ia diangkat menjadi Wakil Sekjen DPP PDIP, dan lima tahun kemudian ia berhasil menjadi Sekjen, mendampingi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Pramono menjadi kepercayaan Megawati dalam mengelola organisasi partai hingga ke pelosok nusantara.
Keterlibatannya dalam organisasi bukanlah hal baru, karena sejak menjadi mahasiswa, ia sudah aktif dalam kegiatan kampus dan pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Tambang ITB. Karier politiknya berkembang pesat sejak bergabung dengan PDIP.
Selain menjabat dalam kepengurusan partai, Pramono juga terpilih menjadi anggota DPR RI dan Wakil Ketua DPR RI. Ia menjabat sebagai anggota DPR selama empat periode berturut-turut, yaitu 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019.
Namun, pada periode kedua, ia tidak menuntaskannya karena fokus pada tugasnya sebagai Sekjen PDIP.
Pada periode terakhir, ia juga tidak menyelesaikan masa jabatannya sebagai anggota DPR RI karena diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Sekretaris Kabinet, menggantikan Andi Wijoyo dalam reshuffle Kabinet Kerja pada tahun 2016.
Pramono mengungkapkan bahwa ia sudah berkomunikasi dengan Presiden Jokowi mengenai pilkada ini.
Ia menjelaskan bahwa telah berkomunikasi dua kali dengan Jokowi, pertama melalui telepon dan kedua saat bertemu langsung setelah Jokowi kembali dari Lampung. Pramono juga menyebutkan bahwa Presiden Jokowi bahkan memberinya tantangan, yaitu untuk mengunjungi 12 titik dalam sehari saat kampanye.
“Dan untuk bekerja keras, saya kemarin di-challange sama Bapak Presiden ‘bisa nggak sehari 12 titik?’, saya bilang ‘Pak saya akan buktikan, mungkin lebih dari itu’,” ucap Pramono.