110 total views
INN News – Usai Pandemi Covid-19, dunia lagi-lagi dihebohkan dengan penyakit cacar monyet atau biasa dikenal dengan istilah Monkeypox.
Dilansir dari laman resmi World Health Organization, Monkeypox adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan gejala seperti ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, dan kelelahan.
Sementara sebagian besar individu pulih sepenuhnya, beberapa mungkin mengalami penyakit parah.
Virus cacar monyet (MPXV), yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae, bertanggung jawab atas Monkeypox. Keluarga ini juga mencakup virus seperti variola, cacar sapi, dan vaccinia.
Virus ini memiliki dua clade utama: clade I (selanjutnya dibagi menjadi subclade Ia dan Ib) dan clade II (dengan subclade IIa dan IIb).
Pada tahun 2022, wabah global clade IIb muncul dan masih berlangsung, termasuk di beberapa negara Afrika. Selain itu, clade Ia dan Ib semakin menyebar di Republik Demokratik Kongo dan bagian lain Afrika.
Pada Agustus 2024, clade Ib juga telah diidentifikasi di luar Afrika. Inang alami virus tetap tidak teridentifikasi, tetapi berbagai mamalia kecil seperti tupai dan monyet diketahui rentan menjadi inang alami.
Gejala Umum Monkeypox
Monkey Pox biasanya menyebabkan gejala yang muncul dalam waktu seminggu, meskipun dapat dimulai kapan saja antara 1 dan 21 hari setelah paparan. Gejala-gejala ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu tetapi dapat bertahan lebih lama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Gejala umum cacar monyet meliputi ruam, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Bagi sebagian orang, ruam adalah tanda pertama Monkeypox, sementara yang lain mungkin awalnya mengalami demam, nyeri otot, atau sakit tenggorokan.
Ruam Monkeypox sering dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki.
Ini juga dapat dimulai pada bagian tubuh lain yang bersentuhan, seperti alat kelamin. Ruam awalnya muncul sebagai luka datar, yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang bisa gatal atau menyakitkan. Saat ruam sembuh, lesi mengering, membentuk kerak, dan akhirnya rontok.
Perkembangan kasusnya di Indonesia
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jakarta melaporkan 59 kasus monkeypox atau cacar monyet yang terjadi di Jakarta dari Oktober 2023 hingga Agustus 2024.
“Berdasarkan data yang kami miliki, ada total 59 kasus terkonfirmasi dari 13 Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, Ani Ruspitawati, dalam pernyataannya pada Jumat (30/8).
Ani menjelaskan bahwa pasien monkeypox tersebut berusia antara 21 hingga 50 tahun, dengan kasus tersebar di delapan kecamatan di Jakarta, yaitu Ciracas, Grogol, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang, dan Tanjung Priok.
Untuk menangani situasi ini, Ani mengatakan bahwa pihaknya menerapkan sistem cegah tangkal dengan berkoordinasi bersama rumah sakit dan puskesmas setempat.
Dalam upaya untuk tindak lanjut, pemerintah akan segera menerima 1.600 dosis vaksin monkeypox.
Namun, menurut Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari, Ngabila Salama, vaksinasi monkeypox belum dapat dilakukan secara massal dan hanya akan diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi.