HomeTrendingSyulit, Ibu-ibu dan Anak Kos di Solo Raya Galau Gegara Gas Melon,...

Syulit, Ibu-ibu dan Anak Kos di Solo Raya Galau Gegara Gas Melon, Ini Biang Keroknya

Published on

spot_img

 323 total views

SOLO – Beberapa minggu ini warga Solo Raya (Solo-Sukoharjo), Jawa Tengah dihebohkan dan diresahkan dengan kelangkaan gas melon (gas elpiji 3 Kilogram).

Warga kesulitan mendapatkannya, bahkan jika ada sangat terbatas dan harus mengantri.

“Sedih karena gas ini kan penting. Kalau gak ada gas, rumah tangga kewalahan semua. Mau beli yang gak subsidi mahal banget, harga dua kali lipat,” ucap Apriani, ibu rumah tangga di Telukan, Sukoharjo yang diwawancarai INN, Rabu (4/9).

Hal yang sama dikeluhkan Angga P, seorang pekerja yang tinggal di Rumah Kos di Kawasan Kwarasan, Solo Baru, Sukoharjo kepada INN.

“Ini sudah berapa hari yang biasanya jual di dekat kosan udah gak ada. Syulit (sulit) bro. Katanya stok terbatas. Eh keluar gang dikit sama, juga langka (gas). Iki pie to (bagaimana ini). Di medsos juga rame banget orang mengeluh,” ucap Angga.

Tak hanya langka, harga gas melon ini juga naik harga.

“Harganya juga gak teratur i,” kata Bu Dewi, salah satu warga Danukusuman Solo.

Ia menambahkan, jika membeli tabung gas 3 kg dari pengecer harganya terpaut jauh dari harga di pangkalan yang dijual Rp 15.000.

“Harganya juga mahal, bisa sampai Rp 22 ribu,” ungkapnya.

Ini Biang Kerok Gas Melon Langka

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskopumdag) Sukoharjo Iwan Setiyono dalam keterangannya mengaku telah menerima laporan dari masyarakat terkait langkanya gas 3 Kilogram tersebut.

“Ada beberapa hal yang membuat orang saat ini sulit mendapat gas elpiji 3 Kilogram tersebut. Salah satunya karena kebijakan dari PT Pertamina, pada hari libur atau tanggal merah tidak ada penyaluran elpiji 3 kilogram dari penyalur agen ke sub penyaluran pangkalan,” terangnya.

Selain itu, sudah berlakunya aturan pembelian elpiji 3 kilogram dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Di satu sisi ada sebagian masyarakat yang belum mau didaftar saat awal program ini dijalankan.

Selanjutnya, adanya kebijakan dari PT Pertamina tentang penjualan elpiji 3 kilogram sebesar 90 persen langsung ke konsumen dan 10 persen kepada pengecer sejak 1 Juli 2024 lalu.

“Aturan 60 persen konsumen langsung 40 persen pengecer berakibat banyak pengecer yang menjadi kekurangan pasokan dan berpengaruh pada masyarakat yang membeli di pengecer. Padahal kalau beli di pangkalan harus dengan KTP,” jelasnya.

Artikel Terbaru

Dengar Kata Bu Wamen: Mau Banyak Duit? Jangan Banyak Anak!

CILACAP - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mendorong perempuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi guna memperkuat ketahanan keluarga.

Iman Kristen Tak Bisa Dipisahkan dari Politik: Mengapa Kemitraan Gereja, Negara, dan Bisnis Dibutuhkan untuk Bangun Peradaban?

OPINI - Di banyak daerah dan negara dengan mayoritas penduduk Kristen, sebuah ironi mencolok tengah berlangsung: di tengah dominasi angka, komunitas Kristen sering kali menjadi kantong-kantong kemiskinan, ketertinggalan, dan kehilangan daya tawar dalam membentuk peradaban.

PSI Akan Milih Ketum Baru di Solo meski Kaesang Baru Menjabat 2 Tahun  

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berencana menggelar Kongres I di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2025 mendatang. Dalam agenda tersebut, PSI akan mengadakan pemilihan ketua umum untuk periode berikutnya. 

MK Stopkan Penyalahgunaan UU ITE, Boleh Kritik Pemerintah Tanpa Takut 

JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia mengeluarkan putusan penting yang membatasi penerapan pasal penghinaan atau pencemaran nama baik dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). 

artikel yang mirip

Dengar Kata Bu Wamen: Mau Banyak Duit? Jangan Banyak Anak!

CILACAP - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mendorong perempuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi guna memperkuat ketahanan keluarga.

Iman Kristen Tak Bisa Dipisahkan dari Politik: Mengapa Kemitraan Gereja, Negara, dan Bisnis Dibutuhkan untuk Bangun Peradaban?

OPINI - Di banyak daerah dan negara dengan mayoritas penduduk Kristen, sebuah ironi mencolok tengah berlangsung: di tengah dominasi angka, komunitas Kristen sering kali menjadi kantong-kantong kemiskinan, ketertinggalan, dan kehilangan daya tawar dalam membentuk peradaban.

PSI Akan Milih Ketum Baru di Solo meski Kaesang Baru Menjabat 2 Tahun  

SOLO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berencana menggelar Kongres I di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Juli 2025 mendatang. Dalam agenda tersebut, PSI akan mengadakan pemilihan ketua umum untuk periode berikutnya.