297 total views
JAKARTA – Salah satu petinggi Gerindra yang juga adik presiden terpilih Prabowo Subianto yakni Hashim S. Djojohadikusumo menyebut program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya diberikan pada siang hari, tetapi juga pada pagi hari.
Diketahui program tersebut merupakan program unggulan Prabowo.
Hashim dalam acara Diskusi Ekonomi bersama Pengusaha Internasional Senior, kata Mulyadi di Menara Kadin, Jakarta, Senin (7/10/2024) mengungkapkan, program makan bergizi gratis ini ternyata tidak hanya diberikan pada siang hari, tetapi juga pada pagi hari.
“Di sini saya mau luruskan ada sebagian masyarakat merasa ini makan siang gratis. Ini bukan makan siang gratis, ini makan gratis dua kali sehari, pagi dan siang,” kata Hashim.
Alasan digelontorkannya makanan bergizi gratis sebanyak dua kali jelas Hashim ialah karena satu kali pemberian makan gratis dirasa tidak cukup.
Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) merilis data bahwa 41% siswa di Indonesia lapar saat belajar di sekolah.
“Mereka lapar kenapa? Karena orang tuanya tidak mampu untuk menyediakan sarapan pagi. Mereka masuk sekolah, lapar, perut kosong. Kita sekarang bisa mengerti, kenapa ranking-ranking kita akan hal pendidikan sangat buruk,” ujarnya.
Lebih lanjut ia pun menyoroti negara-negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Salah satunya ada tetangga Indonesia yakni Singapura. Selain itu juga ada Korea Selatan, Finlandia dan Selandia Baru. Sedangkan Indonesia justru berada pada peringkat yang sangat buruk.
“Indonesia konsisten termasuk paling buruk di dunia. Kita 63 dari 70 selalu tidak bergeser,” ungkapnya.
Pemerintah sendiri berencana mengalokasikan Rp 71 triliun untuk program makan bergizi gratis 2025. Anggaran itu masuk dalam anggaran pendidikan dalam APBN 2025 yang dianggarkan Rp 722,6 triliun.
Hashim mengatakan, rencana awalnya program ini hanya akan diberikan kepada anak sekolah. Namun seiring dengan persiapannya, program MBG diperluas dengan menyasar anak di rumah dan ibu rumah tangga.
Lanjut Hashim, hal ini diharapkan juga dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi anak Indonesia.