83 total views
INN NEWS – Indonesia mengalami puncak suhu panas tahunan selama bulan Oktober 2024, dengan suhu udara yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Fenomena cuaca panas ini dipicu oleh puncak kulminasi dan gerak semu matahari yang terjadi setiap tahun, mengakibatkan intensitas sinar matahari lebih tinggi dan langsung mengenai wilayah Indonesia.
Namun, peningkatan suhu tahun ini melampaui rekor sebelumnya, terutama pada 27 Oktober, ketika suhu mencapai 38,4 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Gewayantana, Larantuka, Flores Timur, mencatatkan sebagai suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa suhu rata-rata siang hari di Indonesia sepanjang Oktober mencapai kisaran 37-38 derajat Celcius, lebih tinggi satu derajat dari rata-rata suhu dalam 30 tahun terakhir.
Data tersebut menunjukkan adanya tren pemanasan yang semakin intensif di wilayah tropis seperti Indonesia.
Selain itu, sejak awal November hingga 2 November 2024, suhu panas harian maksimum di beberapa wilayah mencapai 36,2 derajat Celcius, mencakup wilayah Banda Lampung, Banten, Jakarta, Surabaya, dan beberapa area di Papua Timur. Suhu tertinggi tercatat di Lampung dengan suhu 36,2 derajat Celcius, disusul oleh Boven Digoel di Tanah Merah yang mencapai 36 derajat Celcius, serta Banten melalui Stasiun Meteorologi Maritim Serang yang mencatat suhu 35,7 derajat Celcius.
BMKG mencatat data ini melalui pemantauan selama 24 jam di 20 stasiun meteorologi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka terus memberikan peringatan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca panas, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan suhu yang lebih ekstrem.
Menurut penjelasan Ma’rufin Sudibyo, Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah PBNU (LF PBNU), suhu panas yang terjadi kali ini diperparah oleh kurangnya uap air di atmosfer Indonesia.
Kurangnya kelembapan udara ini disebabkan oleh adanya dua badai tropis yang terjadi berturut-turut di wilayah utara Indonesia, yaitu badai tropis Trami di Filipina dan badai tropis Kong-Rey di Taiwan. Kedua badai ini memiliki sistem udara berpusar besar dengan arah pusaran yang berlawanan jarum jam, karena terbentuk di belahan Bumi bagian utara.
Dampak dari cuaca panas ekstrem ini telah dirasakan oleh masyarakat, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan suhu, seperti pertanian, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Masyarakat dihimbau untuk memperbanyak konsumsi air, menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, dan menggunakan pelindung diri saat berada di luar ruangan.
BMKG juga mengingatkan bahwa kondisi cuaca panas ini kemungkinan masih akan berlangsung hingga beberapa minggu mendatang, seiring dengan perubahan pola angin muson yang membawa angin dari Samudra Hindia menuju Indonesia.
Pihak BMKG melalui laman resminya terus memantau perkembangan suhu dan mengimbau agar masyarakat selalu memperhatikan informasi terbaru mengenai cuaca dari sumber resmi.