165 total views
INN INTERNASIONAL – Baru saja menjabat sekitar tiga bulan, Perdana Menteri (PM) Prancis Michel Barnier digulingkan Parlemen.
Tergulingnya PM Michel merupakan langkah bersejarah bagi Prancis dan dapat membawa kondisi ketidakpastian politik.
Ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari enam puluh tahun, Majelis Nasional menggulingkan pemerintahan yang sedang berkuasa, seperti dikonfirmasi AFP.
Majelis Nasional menyetujui mosi tidak percaya. Barnier kalah komposisi dukungan di Parlemen.
Presiden Prancis Emmanuel Macron kini bertugas untuk memilih pengganti Barnier. Ia dijadwalkan akan berpidato pada Kamis (5/12) pukul 19.00 waktu setempat.
Sebelum pidato itu, Macron akan menerima Barnier yang akan menyerahkan pengunduran dirinya.
Penggulingan ini disetujui oleh mayoritas, 331 anggota parlemen, di majelis yang beranggotakan 577 orang.
Adapun mosi tidak percaya kepada Barnier diajukan oleh kelompok sayap kiri Prancis dan mendapatkan dukungan dari kelompok kanan.
Hal ini disebabkan oleh Barnier yang memaksakan RUU Pembiayaan Jaminan Sosial tanpa persetujuan parlemen.
RUU ini dilawan oleh partai kanan jauh National Rally (RN). Mereka menggandeng partai sayap kiri, dan sepakat menumbangkan pemerintahan Barnier.